TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan pentingnya pngembangan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0. Sri Mulyani menyatakan bahwa hal ini penting karena revolusi industri 4.0 dapat memberikan kesempatan bagi negara berkembang untuk melanjutkan pembangunan.
Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum di Cornell University, New York, AS, pada Rabu (10/4/2019) waktu setempat.
Dalam keterangan tertulis yang diberitakan Antara, Kamis 11 April 2019, Sri Mulyani menjelaskan selama ini pemerintah sudah melakukan upaya pembenahan SDM dengan mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk pendidikan 20 persen, jaring pengaman sosial 10 persen, dan kesehatan lima persen.
Namun, terdapat berbagai tantangan untuk penyerapan anggaran bidang pendidikan, antara lain pembelanjaan untuk kualitas pendidikan yang merata dan penguatan sinergi dengan daerah. Tantangan lain adalah pendidikan yang bisa menghasilkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri serta kebijakan fiskal yang memadai untuk mendorong partisipasi swasta.
Pemerintah juga telah memberikan mekanisme insentif seperti pengecualian pajak untuk buku literatur, maupun insentif pajak untuk riset dan pelatihan vokasi. Pemerintah juga menyiapkan dana pendidikan berupa sovereign wealth fund untuk beasiswa, serta penguatan riset bagi alumni lulusan luar negeri.
Dalam bidang kesehatan, pemerintah telah berkoordinasi dengan Bank Dunia serta membuat sistem jaminan kesehatan universal untuk mengatasi persoalan ini, termasuk memberikan perhatian atas masalah stunting.
Baca: Lagi, Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan Terbaik di Asia-Pasifik
Sri Mulyani menambahkan, peningkatan kualitas SDM juga membutuhkan dukungan masyarakat salah satunya dari penerimaan pajak. Karena itu, pemerintah terus melakukan reformasi dalam bidang perpajakan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan bagi wajib pajak.
"Pajak bukan semata-mata untuk penerimaan. Kami menggunakan instrumen pajak dan kebijakan fiskal untuk memberikan insentif kepada orang yang tepat," kata Sri Mulyani.
ANTARA