TEMPO.CO, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah menyalurkan kredit KPR sebesar Rp 948 miliar sejak Agustus 2018. Kredit KPR yang disalurkan oleh SMF ini masuk dalam program pembiayaan milik pemerintah dalam skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) yang telah disalurkan lewat 10 bank penyalur.
Baca: SMF Terbitkan Obligasi Berkelanjutan Rp 2,51 Triliun
"Pemberian bantuan pembiayaan untuk KPR FLPP ini juga merupakan bagian inisiasi dan tugas SMF untuk ikut menurunkan beban fiskal pemerintah," kata Direktur SMF Heliantopo saat mengelar konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu 10 April 2019.
Heliantopo menjelaskan dengan total gelontoran dana itu, SMF telah berhasil menyalurkan kredit kepada 28.932 debitor. Adapun, pembiayaan kredit KPR senilai Rp 948 triliun tersebut juga masuk sebagai bagian dari realisasi Program FLPP 2018 milik pemberintah dengan capaian Rp 5,8 triliun.
Selain itu, menurut Heliantopo, dengan dukungan SMF, jumlah rumah dibiayai pada 2018 juga meningkat menjadi 57.949 unit dari semula 23.763 unit di tahun 2017. Hal itu tentu memberikan dampak positif yaitu semakin banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bisa memperoleh fasilitas KPR FLPP.
"Di satu sisi tentunya juga adanya penyerapan tenaga kerja dari pembangunan rumah yang berujung pada terciptanya multiplier effect," kata Heliantopo.
Sementara itu, Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan sejak 2005 hingga 2018, perseroan telah menyalurkan dana untuk pembiayaan perumahan sebesar Rp 47,5 triliun. Angka tersebut terdiri untuk fasilitas pinjaman untuk pembiayaan KPR sebesar Rp 37,3 triliun dan sekuritisasi aset KPR sebesar Rp 10,1 triliun.
Sedangkan sejak 2005, penyaluran dana dari SMF telah membiayai sebanyak 765 ribu debitur KPR. Adapun dari total 765 debitur tersebut, sebanyak 100 ribu debitur merupakan peminjam pada tahun 2008.
Baca: SMF Belajar ke Jepang Biayai Perumahan Usai Gempa
Dari total tersebut, secara demografis peminjam terbagi atas 86,05 persen ada wilayah barat, 13,52 persen di wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,43 ada wilayah timur. "Karena itu tantangan kami adalah bagaimana supaya bisa meratakan dari skema pemberian pembiayaan ini," kata Ananta.
Simak berita terkait SMF lainnya di Tempo.co.