TEMPO.CO, Jakarta - Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengajak para debiturnya untuk melantai di pasar modal. Ajakan itu disampaikan dalam Workshop Go Public Bersama BRI Group: Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan Perusahaan Melalui IPO Saham, di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 10 April 2019.
Baca juga: BRI Akan Salurkan KUR Rp 86,9 Triliun di Tahun 2019
SEVP Treasury and Global Services BRI Listiarini Dewajanti mengatakan banyak keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan bila menjadi perusahaan terbuka. "Ada akses pasar modal untuk opsi pendanaan yang bervariasi," kata dia saat memberi sambutan di acara tersebut. Pendanaan tersebut bisa melalui pendanaan perbankan maupun pasar modal.
Di samping itu, menurut Listiarini, melantai di pasar modal, juga bisa meningkatkan nilai perusahaan. Belum lagi, untuk menjadi terbuka, perusahaan didorong untuk menerapkan praktek good corporate governance. Sehingga, ujar dia, perusahaan ke depannya bisa tumbuh secara berkelanjutan.
Direktur Ritel dan Menengah Bank BRI Supari berharap dari diskusi itu kesadaran para debitur untuk go public bisa meningkat, khususnya bagi mereka yang belum melantai di pasar modal. Ia mengatakan perseroan juga berupaya untuk memberikan nilai tambah terkait pelayanan pasar modal kepada nasabah melalui kerjasama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), imbuhnya.
Saat ini, BRI Group memiliki layanan keuangan yang terintegrasi kepada debitur terkait pelayanan pasar modal yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah, khususnya dengan hadirnya PT Danareksa Sekuritas yang sudah menjadi bagian dari Bank BRI. Di samping Danareksa Sekuritas, saat ini Bank BRI telah memiliki beberapa perusahaan anak, di antaranya yakni BRI Syariah, BRI Life, BRI Finance, BRI Agro, BRI Remittance dan BRI Ventures.
Dari 7 perusahaan anak yang dimiliki Bank BRI, kata Supari, BRI Syariah telah melakukan Initial Public Offering (IPO) pada Mei 2018. Ternyata, setelah melantai di bursa, kinerja BRI Syariah pun semakin meningkat.
Berdasarkan laporan keuangan per 2018, BRI Syariah berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 106,6 miliar, naik dari laba tahun sebelumnya sebesar Rp 101 miliar. Sedangkan untuk aset tumbuh sebesar 20,20 persen menjadi Rp 37,91 di triliun di akhir 2018, dari Rp 31,54 triliun di tahun 2017.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan perseroan menargetkan lebih banyak perusahaan yang melakukan IPO. Tahun lalu, ada 57 perusahaan anyar yang melantai di bursa. "Itu rekor tertinggi, sekarang kami menargetkan 75 perusahaan tercatat baru," kata dia. "Ini optimisme kami di pasar modal, saat ini saat tepat masuk ke pasar modal."
Baca berita BRI lainnya di Tempo.co