TEMPO.CO, Jakarta - Mastercard-crescentRating Global Muslim Travel Index atau GMTI tahun 2019 baru saja menobatkan Indonesia di peringkat pertama destinasi wisata halal (halal tourism) pada laporannya. Karena itu, Menteri Pariwisata, Arief Yahya optimistis jika Indonesia bisa mendatangkan 5 juta wisatawan mancanegara muslim tahun ini.
Baca: Menteri Pariwisata Arief Yahya: Wisata Halal Tak Melulu Syariat
" Kita menargetkan 5 juta wisatawan mancanegara muslim atau 25 persen dari target 20 juta wisman tahun ini,” kata Arief Yahya melalui siaran pers, Selasa 9 April 2019.
Arief Yahya mengungkapkan, Indonesia mempunyai sepuluh destinasi pariwisata halal favorit yakni, Aceh, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Malang di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Makassar di Sulawesi Selatan.
Adapun pasar utama halal tourism Indonesia adalah wisatawan dari Malaysia, Singapura, Saudi Arabia, India, Negara- negara Timur Tengah, Tiongkok, Australia, Perancis, dan Inggris. "Sebagai halal tourist hub, kita fokus di Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok,” ujarnya.
Wisata halal merupakan salah satu sektor pariwisata dengan tingkat pertumbuhan tercepat di seluruh dunia. Kontribusi sektor pariwisata halal global diprediksi bakal melonjak sebesar 35 persen dari US$ 220 miliar pada 2020 menjadi US$300 miliar pada 2026.
Simak: 10 Provinsi Jadi Destinasi Wisata Halal di Indonesia
"Wisatawan muslim secara global diprediksi akan tumbuh menjadi 230 juta wisatawan yang merepresentasikan lebih dari 10 persen total wisatawan global secara keseluruhan," kata CEO Crescent Rating dan Halal Trip, Fazal Bahardeen, dalam laporan GMTI tahun 2019.
Pemeringkatan IMTI yang diterapkan di Indonesia mengadopsi empat kriteria yakni aksesibilitas, komunikasi, lingkungan, dan jasa layanan. "Tahun ini merupakan tahun kedua penerapan standar global GMTI untuk menilai kinerja sepuluh destinasi pariwisata halal unggulan di Indonesia,” kata Arief Yahya.
EKO WAHYUDI