TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Didik J Rachbini, menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai kisaran 5 persen secara natural.
Simak juga: Prabowo Sebut Ibu Pertiwi Diperkosa, Luhut: Pertumbuhan Bagus
"Lima persen itu pertumbuhan natural kita, seperti anak muda makan gizi seadanya tetapi tetap tumbuh natural, jadi itu tanpa peranan pemerintah," ujar dia di ITS Tower, Jakarta Selatan, Senin, 8 April 2019.
Didik menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini buruk. "Seperti kalian masih muda, tetapi pertumbuhannya pendek, itu buruk," ujar dia. Menurut dia, dengan pertumbuhan hanya berkisar 5 persen, Indonesia akan berada di belakang negara-negara lain.
Bahkan, ia berujar Indonesia akan sulit masuk ke dalam kategori negara industri. "Dia akan masuk negara berpendapatan menengah, lima persen itu kurang."
Di samping itu, Didik mengatakan persoalan yang belum bisa diatasi Indonesia adalah defisit neraca berjalan. Bila dibandingkan dengan empat negara yang juga mengalami krisis finansial pada 1998 lalu, tinggal Indonesia yang neraca berjalannya negatif. Adapun Thailand, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan telah berhasil keluar dari persoalan defisit neraca berjalan.
"Negara-negara ini sudah selesai neraca berjalan negatifnya, tinggal kita yang neraca berjalannya acak-acakan," ujar Didik. "Jadi ekonomi kita buruk tapi diklaim bagus."
Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto sempat meragukan data pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5 persen. Di acara kampanye akbar kemarin, Prabowo kembali menuding pejabat dan elite politik sering menyampaikan pertumbuhan ekonomi yang tak sesuai dengan kenyataan.
Dengan meniru gerak-gerik ala politisi saat berpidato, Prabowo menyindir para 'elite' tersebut. "Ya bapak, ibu, kita sampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi telah mencapai 5 persen," kata Prabowo dengan suara yang dibuat-buat. Tak lama kemudian, Prabowo menimpali ucapannya sendiri, "Lima persen ndasmu! (kepalamu)."
Berdasarkan Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, pemerintah menyiapkan tiga skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Pada skenario rendah, Indonesia ditargetkan mencapai pertumbuhan 5,4 persen per tahun. Adapun pada skema sedang atau baseline, pertumbuhan ditargetkan 5,7 persen per tahun. Pada skema optimistis, pertumbuhan diperkirakan mencapai rata-rata 6 persen per tahun.
"Kemungkinan besar yang tengah, jadi target rata-rata pertumbuhan ke depan adalah 5,7 persen," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.
Ia mengatakan target itu tidak mudah dicapai lantaran dalam lima tahun ke belakang rata-rata pertumbuhan Indonesia hanya 5 persen. Walau demikian, berdasarkan hitungannya, Bambang berujar Indonesia bisa keluar dari jebakan kelas menengah pada 2038 bila berbekal pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,1 persen per tahun.
CAESAR AKBAR | ANDITA RAHMA