TEMPO.CO, Jakarta - Membanjirnya keluhan nasabah fintech pinjaman online akibat data pribadi yang disebarluaskan oleh pihak tak bertanggungjawab dinilai harus segera ditanggapi oleh perusahaan terkait.
Baca: Satgas Waspada Investasi Bekukan 803 Fintech Ilegal
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, menyatakan pelaku industri fintech pinjaman online harus memiliki sistem informasi dan teknologi yang andal. Sistem itu harus bisa melindungi data pribadi nasabah dari pencurian oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Industri fintech pinjaman online yang saat ini berkembang pesat di Indonesia. Untuk itu harus disiapkan berbagai antisipasi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi," kata Fithra, dalam siaran pers, Senin, 8 April 2019 di Jakarta.
Menurut Fithra, agar keberlangsungan industri fintech pinjaman online terus terjaga maka perlu antisipasi kemungkinan pencurian data dengan melindungi server dan data nasabah.
“Peningkatan standar enkripsi menjadi salah satu poin penting yang harus segera dilakukan,” ujarnya.
Tantangan lainnya yang juga berpotensi terjadi pada industri fintech pinjaman online adalah ancaman kegagalan pembayaran. "Perlu edukasi nasabah pinjaman online agar meminjam sesuai kebutuhan dan juga memperhitungkan kemampuan membayar sesuai dengan perjanjian yang sudah disetujui bersama dengan penyedia jasa," kata Fithra.
Sementara itu, Senior Vice President Corporate Affairs UangTeman, Adrian Dosiwoda mengakui tiga tantangan yang dihadapi industri fintech pinjaman online di Indonesia, yaitu sistem teknologi informasi, nasabah, maupun juga rencana bisnis. Ia menjelaskan, sebagai salah satu pemain di industri fintech, UangTeman sudah melakukan berbagai antisipasi dan solusi menghadapi persoalan yang berpotensi merugikan industri.
“UangTeman secara rutin meng-upgrading sistem teknologi dan informasi untuk melindungi data nasabah dari potensi pencurian oleh pihak-pihak tertentu," ujar Adrian.
Selain itu, menurut Adrian, edukasi nasabah yang meminjam melalui UangTeman untuk melakukan pinjaman secara bertanggungjawab dan memperhitungkan kemampuan membayar saat jatuh tempo. Dengan edukasi ini angka non-performing loan (NPL) yang dimiliki UangTeman berada pada level yang rendah dibandingkan dengan platform pinjaman online serupa.
Baca: NPL Fintech Disebut Melonjak Tinggi, OJK: Itu Risiko Investornya
Angka NPL UangTeman di tahun 2018 berada pada 2,9 persen. Sedangkan sejak tahun 2015-2018 rata-rata NPL UangTeman adalah 2,1 persen dan ini merupakan yang terendah dibandingkan dengan platform pinjaman online lainnya.
ANTARA