TEMPO.CO, Yogyakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola bandara baru Yogyakarta New Yogyakarta International Airport atau NYIA mencermati sejumlah catatan temuan dari Ombudsman RI. “Apa yang dicermati Ombudsman telah kami benahi dan laksanakan,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama, saat dihubungi Jumat 5 April 2019.
BACA: Luhut Jamin Bandara dan Pelabuhan Strategis Takkan Dikuasai Asing
Sebelumnya, Ombudsman RI dalam laporan investigasinya merekomendasikan penundaan operasional Bandara Kulon Progo pada 7 April 2019. Sebab, bandara baru itu dinilai belum layak beroperasi.
Jika bandara itu dipaksakan operasional sebagian pada 7 April 2019, maka berpotensi belum memenuhi standar pelayanan publik untuk penyelenggaraan bandar udara internasional.
Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, dalam laporan investigasi itu membeberkan belasan alasan kenapa Bandara Kulonprogo dinilai belum layak beroperasi. Mulai dari jalan akses menuju bandara yang relatif sempit dan berpotensi macet, belum ada rumput di area bandara sehingga pasir dan debu bertebaran, masalah navigasi bandara yang masih perlu diuji, sampai belum adanya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG).
Agus mengapresiasi Ombudsman yang telah aktif memantau progress pembangunan bandara Kulonprogo. Namun ia menjelaskan bahwa progres pembangunan bandara Kulonprogo setiap hari mengalami peningkatan sekitar 1,5 persen. Progres itu tergolong cepat sehingga perubahan harian di bandara baru itu cukup signifikan.
“Perubahan (progress pembangunan) terjadi sangat cepat, misalnya minggu lalu belum ada garbarata, minggu ini sudah ada garbarata,” ujar Agus.
Baca juga: Pembangunan Bandara NYIA Kulon Progo Capai 53 Persen
Selain itu, ujar Agus, aksesbilitas jalan menuju bandara Kulonprogo juga sudah dibenahi dengan diaspal seluruhnya. “Moda transportasi umum yang membawa masyarakat ke bandara dengan bus juga sudah siap, dariDdamri ada 12 unit,” kata dia.
Agus menjelaskan, fasilitas yang disiapkan untuk melayani penerbangan internasional sudah tercapai 93 persen. Namun untuk full operation bandara baru memang baru 45 persen. “Untuk stasiun BMKG memang belum ada, kami masih berkoordinasi dengan pihak terkait karena kebutuhannya kan juga banyak seperti alat deteksi cuaca dan lainnya,” ujar Agus.
Baca berita tentang Bandara lainnya di Tempo.co.