TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro menyatakan bahwa PT Kereta Api akan terus mengawasi lonjakan penumpang menjelang hari pencoblosan Pemilu serentak tanggal 17 April 2019 mendatang. “Kita antisipasi saja, karena bisa jadi orang itu nyoblosnya enggak di kota asal, tapi mendekati tanggal 17 April, tiba-tiba permintaan meningkat,” kata dia di Bandung, Jumat, 5 April 2019.
Baca: KRL Sering Terganggu, PT KAI Diminta Bentuk Satgas Cuaca Ekstrem
Edi mengatakan, seluruh Direksi PT KAI diminta piket hingga menjelang tanggal pencoblosan Pemilu serentak. “Dari hari ini, Direksi semua piket. Karena kita mengantisipasi manakala ada lonjakan penumpang,” kata dia.
Edi mengakui, PT Kereta Api belum memutuskan ada tidaknya penambahan kereta mengantisipasi kemungkinan lonjakan penumpang menjelang hari pencoblosan Pemilu 2019. “Sejauh ini belum direncanakan ada tambahan dari (kereta) reguler ini,” kata dia.
Pantauan KAI, hingga saat ini belum terlihat lonjakan penumpang. “Dari data yang kita lihat, belum ada pergerakan yang signifikan. Tapi kita antisipasi saja,” kata Edi.
Menurut Edi, rata-rata pergerakan penumpang kereta jarak jauh masih berkisar 13 ribu orang per hari. “Keberangkatan belum meningkat. Masih berkisar 13 ribuan. Stasiun Gambir juga belum ada peningkatan signifikan. Tapi kita terus mengawasi,” kata dia.
Direktur Komersial PT KAI, Dody Budiawan, mengatakan, ada kemungkinan terjadi lonjakan penumpang karena hari pencoblosan berdekatan dengan hari Libur. “Kebetulan pada hari Pemilu hari libur. Dan ada lagi hari libur pada Jumat, jadi long weekend. Kita mengantisipasi long weekend juga di situ,” kata dia.