"Kesuksesan layanan platform on-demand Go-Jek tercermin dari semakin kuatnya minat dan kepercayaan investor terhadap misi, pertumbuhan serta dampak ekonomi dan sosial Go-Jek yang semakin besar dari waktu ke waktu," tambah Nila. Ia bahakn mengklaim bahwa aplikasi Go-Jek 55 persen lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi sejenis di Indonesia, berdasarkan data dari platform analisa yang sama.
Nila mengatakan bahwa Gojek tidak hanya berfokus untuk terus menjadi pilihan utama dan memberikan layanan terbaik bagi para pengguna di Indonesia. Go-Jek juga ingin membawa harum nama bangsa dengan menjadi pemain terdepan di pasar Asia Tenggara.
BACA: Riset: Tarif Ojek Online Naik, Konsumen Hanya Mampu Rp 2.000
Go-Jek yang didirikan Nadiem Makarim ini baru saja menerima suntikan modal adru sejumlah perusahaan, termasuk Google, Tencent Holdings, Astra Internastional, dan Temasek Holdings. Pada 2018 perusahaan dilaporkan menerima suntikan dana sebesar US$ 1,5 miliar. Adapun pada triwulan pertama 2019 sudah menerima tambahan investasi sebesar $1 miliar.
Dalam laporannya, CB Insights juga memasukkan dua start up lokal yakni Tokopedia dan Traveloka dalam kategori unicorn. Masing-masing memiliki valuasi total senilai US$ 7 miliar dan US$ 2 miliar.
EKO WAHYUDI | RAHMA TRI | CB INSIGHTS