Danang menambahkan, sejumlah bank daerah sebenarnya telah terlibat dalam pembiayaan jalan tol selama ini. Di antaranya Bank Maluku Utara, Bank Sumatera Utara, dan Bank Papua, yang ikut membiayai proyek tol di Pulau Jawa. Bahkan, kata Danang, proyek tol Pulo Gadung - Sunter di Jakarta bisa melibatkan 30 sindikasi perbankan, yang didalamnya juga terdapat sejumlah bank daerah.
Arahan ke depan, bank daerah akan diminta untuk lebih memprioritaskan pembiayaan jalan tol yang tengah dibangun di daerah tempat mereka beroperasi, bukan lintas provinsi seperti yang selama ini dilakukan. Danang juga menyadari bahwa porsi pembiayaan jalan tol oleh bank daerah ini masih rendah karena belum semuanya memiliki kemampuan dan kapasitas dalam mengendalikan resiko investasi di jalan tol.
BPJT bakal menggandeng Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) untuk mulai memberikan sosialisasi ke anggota mereka. Harapannya, fokus bank daerah bisa beralih dari sekedar kredit komersil jangka pendek ke kredit jalan tol yang lebih jangka panjang.
Rencana perluasan peran bank daerah ini sebenarnya juga sudah disampaikan oleh Danang di hadapan para penguasaha saat diskusi di Kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Jakarta Selatan, pada Rabu, 20 Maret 2019. Beberapa hari kemudian, Ekonom Aviliani pun mengomentari rencana ini. Ia meminta pemerintah untuk berhati-hati.
Baca: Ke Surabaya Naik Pesawat atau Lewat Trans Jawa? Ini Hitungannya
Aviliani yang juga Komisaris Bank Mega ini mengatakan ekspansi dalam pembangunan jalan tol boleh saja, namun akan lebih baik jika dilakukan secara fokus. Artinya, proyek infrastruktur yang memiliki multiplier effect paling tinggi, maka itulah yang didorong terlebih dahulu.
Di luar pembiayaan oleh bank daerah, Aviliani menyarankan agar obligasi atau surat utang dari pemerintah daerah lebih didorong. Beberapa daerah, seperti DKI Jakarta dan Jawa Barat dinilai sudah cukup mampu untuk menerbitkan obligasi demi membiayai proyek infrastruktur secara mandiri. "Karena mereka butuh juga infrastruktur yang mendatangkan multiplier effect bagi perekonomian setempat."