TEMPO.CO, Jakarta - Masalah gagal terbang atau abort to take off yang dialami calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Bandara Halim Perdanakusuma yang terjadi Senin lalu bakal berbuntut panjang.
Baca: Ketimbang Pangkas Pajak Ala Prabowo, Pakar Lebih Sarankan Ini
Tim internal Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menyatakan bakal mendalami lebih jauh terkait terkait masalah itu. Juru bicara BPN, Andre Rosiade, mengatakan investigasi akan dilakukan oleh tim internal dan pihak terkait.
"Kami, tim BPN, bergerak menelusuri ke Departemen Perhubungan (Kementerian Perhubungan) dan juga TNI AU. Tunggu saja," ujar Andre saat dihubungi Tempo, Jumat, 5 April 2019.
Investigasi dilakukan untuk mencari tahu penyebab utuh pesawat yang ditunggangi calon presiden usungan BPN itu gagal terbang. Tim juga ingin memperoleh penjelasan secara gamblang tentang peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Namun Andre enggan menjelaskan lebih jauh siapa saja nama-nama yang terlibat dalam tim investigasi tersebut. Meski begitu, ia menyiratkan bahwa tim penelusuran ini berisi para penjabat yang membidangi bagian advokasi dalam struktur BPN.
Seperti diketahui, pesawat yang ditumpangi Prabowo menuju Purwokerto sebelumnya dikabarkan batal terbang karena diduga ada tiga jet tempur berada di ujung landasan pacu atau runway. Mantan Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia Letnan Jenderal (Purn) Johannes Suryo Prabowo dalam cuitannya di Twitter-nya menuding jet tempur itu menghambat pesawat Prabowo.
Belakangan, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Novyan Samyoga membantah bahwa pesawat yang ditumpangi capres nomor urut 02 itu sengaja dihambat. Samyoga mengatakan pesawat Prabowo batal mengudara lantaran ada pesawat lain, yakni CN235, yang belum berbelok.
"Jadi abort-nya 9HNYC karena masalah safety dan tidak ada masalah sama sekali dengan Sukhoi," kata Samyoga dalam keterangan tertulis kemarin, Kamis, 4 April 2019. Menurut Samyoga, abort to take off dilakukan oleh petugas senior Air Traffic Control. Sedangkan yang memberi izin pesawat Prabowo bersiap take off adalah petugas ATC junior.
Menanggapi rencana kubu Prabowo itu, Direktur Utama Airnav Novie Riyanto menjelaskan, Airnav sebagai operator ialah pihak yang akan diinvestigasi. Sementara itu, tim yang berwewenang melakukan penyigian ialah Kementerian Perhubungan sebagai regulator.
"Akan dilakukan investigasi oleh Kemenhub. Saya enggak tahu tekniknya seperti apa. Ini kan masalah profesional," ucap Novie. Tim akan mendalami insiden yang terjadi dengan mengedepankan hal-hal yang berkaitan dengan teknis dan standar internasional.
Novie mengatakan peristiwa yang terjadi saat itu murni telah berpatokan pada standar keselamatan. "Yang dilakukan ATC sudah benar. Kalau kami melayani, nomor satu itu safety. Safety kepada semua," ujarnya.
Baca: Prabowo tentang Ekonomi Rakyat Pas-pasan, Ini Data Credit Suisse
Terkait rencana investigasi, pemerintah masih enggan buka suara soal rencana investigasi kubu Prabowo yang bakal melibatkan Kementerian Perhubungan. Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Hari Budianto mengatakan pihaknya masih akan merembuk secara internal. "Izin, nanti kami koordinasikan lebih lanjut ya," ujarnya dalam pesan pendek.
BUDIARTI PUTRI UTAMI