TEMPO.CO, Sukabumi - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan bahwa pembangunan infrastruktur yang dikerjasamakan dengan asing, baik dari sisi investasi maupun pengoperasian, dilakukan dengan sangat hati-hati. Budi menjamin, kalaupun proyek infrastruktur dikerjasamakan dengan asing, aset tetap dimiliki negara dan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri tetap dominan.
Baca: Jokowi Cerita Infrastruktur kepada Santri Muallimin Muhammadiyah
“Jadi dalam kerja sama itu kita sangat hati-hati. Kalaupun ada konsesi, kita tetap mayoritas dan kita lakukan pada kegiatan-kegiatan yang tidak membahayakan,” kata dia Saat ditemui dalam kunjungan kerjanya di Bogor dan Sukabumi, Jumat, 5 April 2019.
Saat ini pemerintah tengah melakukan tender untuk kerja sama badan usaha (KPBU) di Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tengara Timur di mana kerja sama tersebut terbuka bagi swasta manapun, baik nasional maupun asing. “Itupun kita minta agar lokal tetap mayoritas kalaupun sekarang ini ada pelabuhan yang kerja sama dengan asing, cuma ada di Jakarta,” kata Budi Karya.
Pelabuhan yang dimaksud adalah Pelabuhan Tanjung Priok di mana perusahaan yang mengoperasikan terminal kargo, yaitu Jakarta International Cargo Terminal (JICT). Sebagian besar saham JICT dimiliki oleh perusahaan asing asal Hong Kong, yaitu Hutchison Port Holding Group (HPH).
Selain itu, Budi menambahkan, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya juga pernah dikerjasamakan dengan Dubai Port World di PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Dia berpendapat kerja sama asing di berbagai negara biasa dilakukan dengan skema “business to business”, seperti navigasi penerbangan di Bandara Heathrow l, London, Inggris, yang dioperasikan oleh perusahaan swasta.
Baca: Ingin Bertemu Jokowi, Rizal Ramli Mau Minta Kartu Kaya
Kini pemerintah tengah mengkaji kerja sama operasional Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. “Kualanamu juga kita lagi diskusi untuk konsensi tapi juga terbatas pada sumber daya manusia, kita tahu persis mana yang mesti kita kerja samakan mana yang menjaga kedaulatan negara,” Budi menerangkan.
ANTARA