TEMPO.CO, Jakarta - Boeing mengundang seluruh maskapai pengguna Boeing 737 Max 8 untuk menghadiri technical update mengenai Manuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) Software Enhancement di Singapura, 12 April 2019 mendatang. Namun, maskapai pelat merah Garuda Indonesia menyatakan tidak akan menghadiri pertemuan tersebut.
BACA: Pembaruan Software Boeing 737 MAX Molor dari Target
Direktur Utama Garuda Indonesia, IGN Askhara Danadiputra, mengungkapkan, Boeing juga mengundang Garuda sebagai salah satu maskapai pengguna Boeing 737 Max 8 di kawasan Asia. "Namun, kami tidak mengirimkan perwakilan mengingat harus menjaga kepercayaan penumpang dan juga menghormati para keluarga korban kecelakaan Lion Air JT 610," kata Askhara seperti dikutip Bisnis.com, Kamis 4 April 2019.
Askhara mengatakan, kepercayaan penumpang Garuda dan masyarakat Indonesia pada umumnya telah hilang terhadap produk Boeing 737 Max 8. Hal tersebut terjadi seusai kejadian dua kecelakaan beruntun yang dialami pesawat jenis sama dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.
Garuda menjamin akan tetap percaya kepada Boeing sebagai pabrikan pesawat. Akan tetapi, tidak pada produk Boeing 737 Max 8, demi keselamatan penumpang.
Sebelumnya, Direktur Teknik PT Garuda Indonesia Persero Tbk, I Wayan Susena, mengatakan perusahaannya menyiapkan langkah khusus untuk merespons molornya pabrikan Boeing Co membarui software Boeing 737 Max 8. Pembaruan perangkat lunak ini diprediksi molor pada target yang ditetapkan sebelumnya sampai waktu yang belum ditentukan.
Baca juga: Minta Harga Tiket Pesawat Turun, Menhub: Demi Melindungi Konsumen
“Targetnya kan semula April. Kami menunggu sambil melakukan maintenance,” ujar Wayan saat ditemui Tempo di kantornya, kompoleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa, 2 April 2019.
Maintenance atau pemeliharaan dilakukan supaya mesin dan badan pesawat tidak rusak lantaran lama dikandangkan. Selain perawatan, Wayan berujar bahwa perusahaannya telah menyiapkan pesawat pengganti sementara untuk Boeing 737 Max 8.