TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menilai bahwa tingginya harga bawang merah belakangan ini disebabkan oleh persoalan distribusi dari petani hingga ke pasaran. "Distribusinya harus diperbaiki," ujar dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis, 4 April 2019.
Baca juga: BI Prediksi Inflasi Maret Capai 0,1 Persen, Ini Alasannya
Menurut Amran, harga bawang merah di pasar sangat berbeda dengan harga di tingkat petani. Ia memastikan itu setelah melakukan kunjungan ke Brebes, Jawa Tengah yang merupakan sentra perkebunan bawang merah di Tanah Air. "Kami baru pulang dari Brebes, harga di lapangan cuma Rp 20 ribu, kalau di pasar itu Rp 60 ribu berarti ada disparitas," kata dia.
Ke depan, Amran menyebut perlunya penerapan teknologi IT untuk melacak harga komoditas pangan, salah satunya bawang merah, dari petani hingga ke konsumen. "Kenapa disparitasnya bisa seratus sampai tiga ratus persen?" ujar dia.
Konfirmasi itu, menurut Amran, diperlukan untuk menguntungkan semua pihak. Dengan demikian kesejahteraan petani terjamin, konsumen puas, pedagang untung, inflasi terkendali, dan angka kemiskinan pun turun.
Sebelumnya, Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Maret menunjukkan bahwa kenaikan harga bawang merah telah menyumbang peningkatan angka inflasi. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa kenaikan harga bawang merah memberikan andil terhadap kenaikan inflasi di kelompok bahan makanan sebesar 0,06 persen.
"Inflasi pada Maret 0,11 persen, penyebab utamanya adalah bawang merah, bawang putih, dan tarif angkutan udara," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin 1 April 2019. Harga bawang putih, bawang merah, dan cabai mengalami kenaikan di tengah penurunan harga sejumlah komoditas bahan makanan. "Kalau dilihat memang karena ada cuaca, untuk bawang putih memang produksi kita kurang bagus karena cuaca," kata Suhariyanto, kemarin.
Adapun Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur bersama Bulog Subdivisi Regional III Cianjur bersiap menggelar operasi pasar terkait melonjaknya harga bawang merah dan bawang putih di wilayahnya.
"Dari hasil pantauan di sejumlah pasar, harga bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan yang cukup signifikan," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Yana Kamaludin, di Cianjur, Kamis 4 April 2019.
Kenaikan harga dua komoditas itu, terang Yana, akibat minimnya pasokan yang disebabkan gagal panen karena terdampak banjir. "Kalau harga terus mengalami kenaikan, kami akan melakukan koordinasi bersama Bulog untuk untuk mengelar operasi pasar," tutur dia.
Simak: Bawang Merah Impor Asal Pakistan Membanjiri Pasar Tradisional
Sementara itu, pantauan Tempo, harga komoditas bawang merah dan bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cianjur melonjak hingga 100 persen, dari Rp 20 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram."Kenaikan harga sudah terjadi sejak satu pekan lalu. Naiknya harga itu akibat minimnya pasokan komoditas dari daerah pemasok seperti Brebes, Jawa Tengah," ujar Eli, pedagang di Pasar Induk Cianjur.
Sementara di ibukota, pantauan Tempo di Pasar Jombang, Tangerang Selatan dan Pasar Palmerah, Jakarta Barat, juga terjadi kenaikan harga bawang merah selama sepekan ini. Harga bervariasi dari Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram.
DEDEN ABDUL AZIZ (CIANJUR) | EKO WAHYUDI