TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta agar impor bawang putih dilakukan sesuai aturan yang berlaku dan mengedepankan perlindungan kepada petani. "Bentengi mereka agar berproduksi, jangan semena-mena impor, harus diatur," ujar dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis, 4 April 2019.
Baca juga: BI Prediksi Inflasi Maret Capai 0,1 Persen, Ini Alasannya
Menurut Amran, pemerintah tidak boleh melakukan pembiaran terhadap impor yang menena-mena. Pasalnya, persentase impor bawang putih Indonesia melonjak ketimbang dua puluh tahun lalu. "Dulu bawang kita impor sekitar 10-20 persen pada tahun 1998, namun di 2014, kita impor 96 persen, kita harus melindungi petani."
Pemerintah melalui rapat koordinasi terbatas pada Senin, 18 Maret 2019, telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor 100 ribu ton bawang putih. Rencana tersebut dilakukan guna menjaga stok menjelang lebaran. Hingga kini, impor tersebut masih menunggu izin dari Kementerian Perdagangan.
Adapun Badan Pusat Statistik menyebut bawang putih sebagai salah satu penyumbang laju inflasi pada Maret 2019 karena tingginya harga komoditas itu di beberapa daerah. Bulan lalu, angka inflasi nasional mencapai sebesar 0,11 persen.
Anggota Komisi IV DPR Zainut Tauhid Sa'adi menilai tidak ada unsur mendesak dari penugasan impor 100.000 ton bawang putih kepada Perum Bulog yang dilakukan tanpa kewajiban tanam sebanyak lima persen dari volume impor.
"Kalau tidak ada alasan yang mendesak, di-'clear'kan lebih dahulu. Ditahan saja dulu rekomendasinya, paling tidak sampai ada penjelasan terkait alasan pemberian hak istimewa," ujar Zainut dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, laporan dari Cianjur, Jawa Barat menunjukkan bahwa harga bawang merah di wilayah itu sudah mulai merangkak naik. Demikian pula harga bawang di Jabotabek, yang sudah mulai mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Baca: Silang Pendapat Sandiaga dan Enggartiasto soal Bawang Merah
"Dari hasil pantauan di sejumlah pasar, harga bawang merah dan bawang putih mengalami kenaikan yang cukup signifikan," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Yana Kamaludin, di Cianjur, Kamis 4 April 2019.
Kenaikan harga dua komoditas itu, terang Yana, akibat minimnya pasokan yang disebabkan gagal panen karena terdampak banjir. "Kalau harga terus mengalami kenaikan, kami akan melakukan koordinasi bersama Bulog untuk untuk mengelar operasi pasar," tutur dia.