TEMPO.CO, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk. menargetkan proses akuisisi perusahaan minyak Ophir Energy Plc. rampung pada Juni 2019. Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro mengatakan rencana penyelesaian pembelian itu bisa rampung lebih cepat dari jadwal yang telah disusun.
BACA: Pasokan Minyak OPEC Terendah dalam 4 Tahun
"Makanya dari time table resmi itu paling lama 20 Juni 2019, tapi bisa lebih cepat," kata Hilmi temui usai menjadi narasumber dalam acara Forum Diskusi Energi untuk Kedaulatan Energi di Soehanna Hall, The Energy Building, Jakarta Selatan, Selasa 2 April 2019.
Adapun Ophir Energy merupakan perusahaan hulu minyak dan gas yang berasal dari Inggris. Dikabarkan sebelumnya, lewat anak perusahaannya, Medco berencana membeli secara tunai atas seluruh saham milik Ophir yang tercatat di Bursa Efek London.
BACA: Pangkas Impor Minyak, Pertamina Tingkatkan Serapan dari KKKS
Rencana akuisisi perusahaan internasional ini bukan yang pertama kali bagi dilakukan oleh Medco. Dua tahun lalu, perusahaan milik Arifin Panigoro itu mengakuisisi ConocoPhillips Indonesia dan ConocoPhillips Singapore Operations. Di bidang pengolahan air dan pembangkit listrik, pada Oktober 2018 lalu Medco bersama dengan Grup Salim mengakuisisi 60 persen saham perusahaan asal Singapura, Hyflux.
Hilmi menerangkan sebanyak 89 persen shareholder atau pemegang saham Ophir telah menyetujui akuisisi ini. Kendati demikian, proses akusisi ini masih harus melewati proses legal bernama core section.
"Proses legal yang harus diikuti namanya core section, itu belum terjadi. Tapi biasanya ada proses administrasi yang berjalan, kalau itu sudah selesai harusnya diputuskan," kata Hilmi.
Hilmi menuturkan saat ini Ophir memiliki produksi mencapai 27 ribu barrel oil equivalent oer day (BOEPD). Sedangkan Medco sendiri memiliki produksi sebesar 85 ribu BOEPD. Dengan angka ini, kata Hilmi, total produksi Medco diprediksi bakal menjanjak hingga mencapai di atas 100 ribu BOEPD.
Selain itu, Hilmi juga menjelaskan, lapangan minyak yang diakuisisi oleh Medco itu berada di Thailand dan Vietnam. Menurut dia, minyak bagian Medco bisa dijual ke mana saja termasuk ke Indonesia kepada PT Pertamina. Namun, selama ini penjualan minyak tersebut diserahkan langsung kepada trader.