Satelit Nusantara Satu merupakan satelit broadband pertama di Indonesia dengan teknologi High Throughtput Satellite (HTS) yang dapat memberikan layanan internet dengan kapasitas lebih besar dibandingkan satelit konvensional. Selain itu, teknologi Next Generation Electric Propulsion pada Satelit Nusantara Satu mampu membuat berat satelit menjadi sangat ringan saat peluncuran sehingga membuatnya lebih efisien dan cost effective sehingga menjadikan biaya investasi lebih terjangkau.
Baca: Satelit Nusantara Satu PSN ke Orbit dengan Roket milik SpaceX
Pemimpin Proyek Nusantara Satu sekaligus menjabat sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan PSN, Dani Indra Widjanarko, menjelaskan bahwa uji coba IOT pada Satelit Nusantara Satu perlu dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan satelit pasca peluncuran. Pengetesan tersebut berjalan dengan baik tanpa degradasi spesifikasi teknis ataupun pengurangan umur satelit. Sejak peluncuran hingga perjalanan menuju orbit, semuanya berjalan sesuai jadwal tanpa terjadi anomali.
Setelah mencapai orbit, Satelit Nusantara Satu terlebih dahulu dilakukan pengecekan Bus dan Payload/Transponder sebelum mulai beroperasi. “Serangkaian critical test yang dijalankan sudah selesai dan seluruh spesifikasi teknis juga terpenuhi sesuai dengan rancangan. Pengecekan Bus dan Transponder menunjukkan hasil yang baik. Berbagai prosedur pengujian lainnya juga berhasil dilalui sesuai prediksi. Malah dalam banyak hal, hasilnya justru melebihi ekspektasi kami,” ungkap Dani.
Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps. Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara, sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Spot Beam pada sistem HTS. Dengan menggunakan platform SSL-1300 140, Satelit Nusantara Satu sanggup mengorbit dan beroperasi selama lebih dari 15 tahun.