TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata Lombok Lalu Moh Faozal menyatakan jumlah kunjungan wisatawan domestik ke Lombok turun signifikan selama periode Januari-Februari 2019. Ketimbang periode yang sama tahun lalu, jumlah wisatawan pada awal tahun ini merosot 40 persen.
Baca: Luhut Minta Garuda Turunkan Harga Tiket Pesawat, Nasib GIIA?
"Dihitung year on year memang merosot. Ada berbagai hal yang menyebabkan jumlah wisatawan menurun," kata Faozal saat dihubungi Tempo pada Selasa, 2 April 2019.
Faozal mengatakan kondisi ini terjadi lantaran adanya harga tiket pesawat yang melambung tajam. Menurut dia, harga tiket pesawat dari rute Jakarta ke Lombok kenaikannya mencapai 50 persen.
Selain lonjakan harga tiket, adanya pengurangan jumlah frekuensi penerbangan juga turut mempengaruhi melorotnya kunjungan wisatawan dari rute domestik. Pengurangan frekuensi penerbangan menuju Bandara Internasional Lombok paling signifikan tercatat terjadi untuk rute Jakarta - Lombok.
Semula, kata Faozal, penerbangan frekuensi penerbangan untuk rute tersebut mencapai 12 kali dalam sehari. Sedangkan sejak Januari, ia mengatakan rute tersebut hanya melayani 8 penerbangan. "Pengurangan frekuensi penerbangan dilakukan oleh Batik Air dan Citilink Indonesia," ujarnya.
Penurunan jumlah wisatawan ini lantas berdampak pada okupansi atau tingkat keterisian hotel. Faozal menyebut, selama Januari, okupansi rata-rata hotel di Lombok hanya mencapai 20 persen. Padahal, bulan yang sama tahun 2018, okupansi hotel paling tidak berkisar di angka 40 persen. "Sangat terasa perbedaannya," ujar Faozal.
Baca juga: Minta Harga Tiket Pesawat Turun, Menhub: Demi Melindungi Konsumen
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat, telah terjadi penurunan jumlah penumpang pesawat rute domestik selama Februari 2019. Ketimbang bulan sebelumnya, total penumpang turun sebesar 15,46 persen.
Dalam rincian yang dipaparkan BPS, jumlah keseluruhan penumpang angkutan udara pada bulan itu hanya 5,6 juta orang. "Jumlah ini turun jauh dibanding Januari yang mencapai 6,6 juta orang," ujar Kepala BPS Suharyanto di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2019.