TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri membantah tudingan yang menganggap di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo alias Jokowi
masyarakat susah memperoleh pekerjaan. Ia menyebut, di era Jokowi sudah tercipta 10 juta lapangan pekerjaan baru.
Baca: Jokowi Siapkan Kartu Prakerja, Prabowo Tak Terpancing
"Penciptaan lapangan kerja selama (kepemimpinan) 4,5 tahun Pak Jokowi itu sudah mencapai 10,5 juta lapangan kerja dan mayoritas sektor formal," ujar Hanif di sela forum Jejaring Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tingkat Asean atau Asean Oshnet di Yogyakarta, Kamis 28 Maret 2019.
Dengan mengungkap bukti capaian itu, Hanif sekaligus menepis tudingan yang menila era Jokowi lapangan kerja yang tercipta minim. "Target (penciptaan lapangan kerja) yang seharusnya dicapai pemerintah selama lima tahun,tercapai dalam waktu empat tahun lebih," ujar Hanif.
Hanif menambahkan, yang menjadi persoalan mengapa masih banyak angkatan kerja yang menganggur atau tak terserap bukan pada lapangan kerja yang diciptakan, melainkan ketimpangan skill. Dari sekitar 131 juta angkatan kerja yang ada saat ini, 58 persennya merupakan lulusan SD dan SMP.
Dengan kondisi demikian, Hanif menambahkan dari 10 orang angkatan kerja maka ada enam orang merupakan lulusan SD/SMP. Sedangkan sisanya empat orang berpeluang lebih bisa mengakses lapangan kerja yang tersedia.
Hanif menuturkan, lulusan sekolah menengah kejuruan masih mendominasi angka pengangguran Indonesia. Pengangguran dari lulusan SMK saat ini sebanyak 11 persen.
Baca: Kubu Jokowi: Ide Penghapusan Ujian Nasional Sandiaga Absurd
"Ketimpangan ketrampilan ini yang mendasari pemerintah mengeluarkan kartu pra kerja, untuk akses penguatan pendidikan vokasi dan pelatihan kerja agar lebih siap menghadapi kebutuhan pasar kerja," ujar Hanif
Hanif menuturkan, ketimpangan skill ini terjadi di berbagai lapis sehingga lapangan kerja susah menyerapnya. Misalnya di Kabupaten Morowali saat ada perusahaan mencari 800 orang supir dump truck hanya berhasil mendapatkan sembilan orang saja yang memenuhi persyaratan kemampuan. Tak hanya di luar Jawa, sebuah pabrik garmen di Jawa Tengah mencari 25 ribu tenaga kerja juga menemui kesulitan.
PRIBADI WICAKSONO