TEMPO.CO, Jakarta - Bank Pembangunan Cina atau CDB telah mengucurkan dana senilai 190 miliar dolar AS untuk membiayai beberapa proyek Prakarsa Sabuk Jalan atau One Belt One Road sejak 2013.
BACA: Indonesia Ikut One Belt One Road Cina, Untung atau Rugi?
Pinjaman bank untuk proyek-proyek internasional beberapa negara yang masuk dalam prakarsa tersebut telah mencapai 105,9 miliar dolar AS hingga akhir tahun lalu. Itu berarti sekitar 34 persen dari total pinjaman proyek-proyek internasional, demikian Direktur Utama CDB Zheng Zhijie dikutip media resmi setempat, Kamis, 28 Maret 2019.
Pada Mei 2017, CDB telah menyiapkan skema pinjaman khusus senilai 37,23 miliar dolar AS untuk mendukung kerja sama One Belt One Road dalam bidang pembangunan infrastruktur, peningkatan kapasitas industri, dan pembiayaan selama tiga tahun.
"Kami telah memberikan dukungan pendanaan yang berkelanjutan dan terkontrol untuk pembangunan jangka panjang One Belt One Road," katanya dalam diskusi panel konferensi tahunan Boao Forum for Asia di Provinsi Hainan itu.
BACA: Proyek One Belt One Road Cina di Indonesia Rp 1.288 T, Apa Saja?
Menurut Zheng, pembangunan infrastruktur One Belt One Road memang harus terus mendapatkan dukungan dari pemerintahnya. "Kami ingin membangun platform keuangan yang inklusif dan lebih terbuka agar bisa menentukan permodalan, apakah itu berasal dari BUMN, swasta, atau asing," ujarnya.
Sayangnya, Zheng tidak menyebutkan secara terperinci kucuran dana proyek-proyek One Belt One Road per kawasan atau negara.