TEMPO.CO, Jakarta — Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) memperpanjang diskon tarif jalan tol Trans Jawa yang seharusnya berakhir 21 Maret 2019, menjadi sampai Lebaran. Alasannya, karena pembahasan integrasi tarif antaroperator jalan tol belum selesai.
BACA: Tol Trans Jawa Tak Kurangi Animo Penumpang Kereta Api
Menteri PUPR Basuk Hadimuljono menjelaskan, masa pembangunan dan pengoperasian jalan tol yang beragam menjadi salah satu penyebab perumusan tarif menjadi alot. Adapun perpanjangan diskon tarif 15 persen itu berlaku hingga 2 bulan ke depan atau menjelang Lebaran, Juni 2019 mendatang.
"Sementara (perpanjang) diskon ya, karena memang (tarif integrasi) belum disepakati. Ini nanti dibicarakan antar-BUJT (Badan Usaha Jalan Tol), kalau disatukan tarifnya bagaimana," ujar Basuki di Jakarta, Selasa 26 Maret 2019.
Basuki mengakui, perumusan integrasi tarif jalan tol Trans Jawa yang dikelola oleh operator yang beragam memang tidak mudah. Terlebih, masa pembangunan dan pengoperasian jalan tol juga beragam sehingga struktur biaya yang dikeluarkan di setiap ruas jomplang.
Dia menggambarkan, tarif per kilometer ruas Jakarta –Cikampek hanya Rp200 karena sudah beroperasi seak 1984. Sementara itu, tarif per kilometer ruas Cikipo—Palimanan mencapai Rp1.000. “Ruas-ruas yang baru beroperasi tahun lalu lebih dari Rp1.000 per kilometer,” kata Basuki.
Sebelumnya, Kementerian PUPR sudah meminta operator untuk menyederhanakan tarif di koridor Trans Jawa. Sebab, untuk lintas Jakarta—Surabaya saja, sedikitnya ada 12 ruas yang dikelola oleh tiga entitas pengendali, yakni Jasa Marga, Astra Infra, dan Waskita Toll Road.
Skema yang lebih sederhana diharapkan membuat tarif tol lebih kompetitif dibandingkan moda angkutan lain. Untuk itu, sejak 21 Januari 2019, operator membagi koridor Trans Jawa menjadi empat klaster. Diskon diberikan untuk pengendara yang melintas penuh di setiap klaster. Skema ini membuat tarif akan semakin rendah untuk jarak jauh.
BISNIS.COM