TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI memprediksi inflasi pada bulan Maret 2019 mencapai 0,1 persen secara month to month (mtm). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan dengan kondisi tersebut maka secara tahunan (yoy) inflasi pada bulan Maret diprediksi bakal menyentuh level 2,47 persen.
Baca: Tarif Ojek Online Naik, Ekonom: Inflasi Bisa 4,5 Persen Lebih
"Inflasi sampai minggu ketiga bulan Maret ini kami perkirakan sebesar 0,10 persen mtm kalau yoy 2,47 persen. Jadi inflasi tetap rendah dan semakin turun," kata Perry ditemui usai mengikuti salat Jumat di masjid Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat 22 Maret 2019.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik atau BPS inflasi sepanjang Januari 2019 tercatat sebesar 0,32 persen dan inflasi secara tahunan mencapai 2,82 persen. Adapun sepanjang Februari 2019 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Kondisi ini menyebabkan inflasi secara tahunan pada Februari mencapai 2,57 persen.
Lebih jah Perry menuturkan sepanjang Maret harga komoditas menunjukkan adanya inflasi yang rendah. Kendati demikian, BI juga mencatat ada beberapa kenaikan sedikit terhadap harga pangan.
Perry mencontohkan bawang merah, bawang putih juga angkutan udara, cabe rawit maupun air minum kemasan adalah sebagian komoditas yang tercatat naik harganya. "Tapi sebetulnya kenaikan tidak besar," kata dia.
Selain itu, BI juga mencatat beberapa komoditas yang masih terjadi deflasi atau penurunan harga. Misalnya, untuk daging ayam ras, telur, sayur-sayuran, beras.
Baca: BI Jelaskan Penyebab Inflasi Inti per Februari 2019 Melambat
Oleh karena itu, Perry yakin harga-harga bakal tetap terkendali dan kebutuhan pangan cukup terpenuhi. Ia juga menuturkan, kondisi tersebut juga mengkonfirmasi bahwa inflasi di akhir tahun 2019 masih akan berada di bawah target sebesar 2,5 persen hingga 4,5 persen.