Dilansir dari Bloomberg yang dikutip Bisnis.com, seorang pilot ketiga menjadi penyelamat dalam penerbangan Lion Air beregistrasi PK LQP. Pilot yang sedang tak bertugas itu menjadi penyelamat seluruh kru dan penumpang setelah mengatasi masalah dalam penerbangan Lion Air PK LQP dari Denpasar ke Jakarta pada 28 Oktober 2018.
Berdasarkan dua orang sumber yang terlibat dalam investigasi kecelakaan Lion Air, pilot tersebut kebetulan menumpang dalam penerbangan dan duduk di kursi cadangan di dalam kokpit. Pilot mampu mendiagnosis masalah dengan tepat dan menonaktifkan sistem kontrol penerbangan yang mengalami malfungsi.
Pilot meminta kru untuk memutus arus listrik ke motor yang menggerakkan hidung pesawat ke bawah. Pesawat pun berhasil mendarat dengan selamat di Jakarta. Namun, insiden itu tidak dicatat. Keesokan harinya, dalam penerbangan Jakarta - Pangkalpinang, pesawat tersebut kembali mengalami masalah yang sama dan jatuh di Laut Jawa, menewaskan seluruh 189 orang di dalamnya.
Fakta ini menjadi petunjuk baru dalam penyelidikan kecelakaan pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air. Hasil penyelidikan awal pada kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines pun menunjukkan adanya kemiripan dengan kecelakaan Lion Air.
Baca: Rekaman Lion Air JT 610 Bocor, Penyelidik Gelar Konpers
Kehadiran pilot ketiga ini belum pernah diungkapkan sebelumnya oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Lion Air, serta Boeing. "Semua data dan informasi yang kami miliki di penerbangan dan pesawat telah diserahkan ke KNKT. Kami tidak dapat memberikan komentar tambahan pada tahap ini karena penyelidikan yang sedang berlangsung atas kecelakaan itu," kata juru bicara Lion Air Danang Prihantoro melalui telepon, seperti dikutip Bloomberg.
CAESAR AKBAR | BISNIS.COM