TEMPO.CO, Jakarta - PT Pelindo II - IV (Persero) tahun ini menganggarkan Rp 24 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk mengembangkan pelabuhan dan proyek strategis nasional. Belanja modal untuk Pelindo II sekitar Rp 11 triliun sementara Pelindo III dan Pelindo IV masing-masing sebesar Rp 6,4 triliun.
Simak: Jokowi Resmikan Proyek-Proyek Strategis Nasional di Aceh
Direktur Teknik PT Pelindo II (Persero) atau IPC, Dani Rusli Utama, mengatakan bahwa sebagian besar belanja modalnya bersumber dari kas internal. Dia merinci, Rp1 triliun dari belanja modalnuya itu akan dialokasikan untuk operasional cabang-cabang, Rp4 triliun untuk proyek strategis nasional (PSN), Rp4 triliun untuk anak perusahaan, dan Rp2 triliun untuk tambahan modal anak perusahaan. "Kijing, CT 2 (New Priok Container Terminal/NPCT 2), dan CT 3 (NPCT 3), jumlahnya Rp3,5 triliun," jelasnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa 19 Maret 2019.
Dani menjelaskan, Pelabuhan Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat, sedang memasuki tahap konstruksi. Di lapangan, kini berlangsung kegiatan pemancangan untuk trestle sepanjang 3,5 km, pematangan lahan, pekerjaan instrumen geoteknik, pekerjaan timbunan stock yard, land clearing sisi pantai, dan pemancangan sistem drainase buatan vertikal (PVD). Demikian pula dengan NPCT 2 dan NPCT 3 yang sedang dalam tahap pematangan lahan setelah direklamasi.
Sebagian belanja modal IPC tahun ini juga dialokasikan untuk penyertaan modal pengembangan Pelabuhan Patimban, pembelian sebagian saham PT Krakatau Bandar Samudera, dan pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelindo III (Persero), Doso Agung, merinci 84 persen atau sekitar Rp5,4 triliun anggaran akan dialokasikan untuk proyek tahun jamak, sedangkan sisanya untuk membiayai proyek baru. Sumber, pendanaan masih menggunakan kas internal perusahaan dan hasil emisi global bond pada 2018 yang senilai US$500 juta. “Kami masih fokus pada penyelesaian pembangunan infrastruktur pelabuhan dan pendukungnya,” kata Doso.
Pelindo III akan mengutamakan pula pembangunan Terminal Gilimas di Lombok. Terminal Gilimas membuat kapal pesiar dapat langsung bersandar dan menurunkan wisatawan di terminal pelabuhan. Terminal itu juga akan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Nusa Tenggara Barat.
"Saat ini, kapal pesiar tidak bisa sandar di Pelabuhan Lembar (existing port) karena kendala kedalaman alur dan kolam pelabuhan. Para wisatawan kapal pesiar terpaksa menaiki kapal-kapal kecil untuk mencapai dermaga,” kata Doso.
Adapun Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero) Farid Padang menyebutkan Rp1 triliun di antaranya akan dialokasikan untuk proyek kerja sama dengan Pertamina. Lalu, sebanyak Rp 2 triliun dipakai untuk menggarap Proyek Strategis Nasional yang ditangani perseroan, dan Rp 3 triliun untuk pengembangan fasilitas dan pengadaan peralatan.
Simak: Darmin: Paket Kebijakan Ekonomi 16 Perlu Waktu Menarik Investor
Direktur Keuangan Pelindo IV, Yon Irawan, menjelaskan bahwa perusahaan akan bekerja sama dalam kegiatan pemanduan dan penundaan kapal-kapal Pertamina serta pembangunan terminal minyak dan gas BUMN migas itu. "Jika diperlukan tambahan kapal tunda, tentu saja akan ditambah,” kata dia.
Pelindo IV juga mengalokasikan belanja modal untuk memperbaiki fasilitas dan menambah peralatan bongkar muat peti kemas untuk meningkatkan kapasitas layanan dan produktivitas terminal di kawasan Indonesia timur. "Dengan harapan menurunkan biaya logistik di sektor pelabuhan," ujar Yon.
Selain dibiayai oleh penerbitan surat utang domestik, capex Pelindo IV bersumber dari kas internal, pinjaman komersial, dan skema kerja sama dengan partner.
BISNIS.COM