TEMPO.CO, Jakarta — Memasuki tahun politik yang makin memanas mendekati hari pencoblosan pilpres, sejumlah pengembang asing menahan diri untuk meluncurkan proyek propertinya di Indonesia. Sepinya peluncuran proyek properti baru oleh pengembang sepanjang triwulan I 2019, salah satunya juga karena aksi tahan diri pengembang asing ini.
Simak: Tahun Politik, Rumah123: Harga Properti Masih Terjangkau
Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara, mengatakan bahwa pengembang asing memang akan tetap bergerak masuk, tetapi mereka akan tetap berhati-hati. “Pengembang asing kebanyakan bekerja sama dengan pengembang lokal. Jadi, mereka juga akan mendengarkan masukan dari pengembang lokal. Meskipun mereka ready, kemungkinan akan tetap hati-hati pada momen pilpres [pemilihan preisden],” kata Dani awal pekan ini.
Sejalan, Direktur Pengelolaan Modal dan lnvestasi PT Intiland Development Tbk. (DILD) Archied Noto Pradono mengatakan bahwa fokus penjualan perseroan tahun ini adalah produk-produk dari proyek yang sudah ada. “Semester pertama 2019 rencananya melanjutkan proyek existing. Proyek baru sementara menunggu pemilu dan mencari timing yang pas,” kata Archied kepada Bisnis, Senin 18 Maret 2019.
Menurut Archied, yang membuat Intiland menahan peluncuran proyek barunya adalah kondisi pasar yang belum stabil dan sentimen pasar yang masih lesu. Potensi pembelian yang minim menjadi penyebab utama. “Harapannya konsumen tidak bersikap wait and see lagi setelah pemilu, suku bunga stabil sehingga daya beli bisa meningkat,” kata dia.
Sebelumnya, bisnis properti pada 2019 diprediksi bakal tumbuh tak lebih dari 6 persen. Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia Lukas Bong mengatakan pertumbuhan yang tak capai dua digit tersebut disebabkan karena adanya momentum pemilihan presiden (Pilpres) dan juga lebaran.
Baca: 2019, Pengembang Pasang Target Pesimistis Rumah Bersubsidi
Industri properti, kata Lukas, baru akan pulih pada semester kedua setelah dua momentum tersebut selesai. "Harapannya pada semester 2 setelah Pilpres mungkin ada pada angka sekitar 6 persen. Tapi semuanya itu sangat tergantung dengan nanti hasil Pilpres," kata Lukas dalam acara Property Outlook 2019 yang digelar Rumah123.com di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis 24 Januari 2019 lalu.
Kendati demikian, Lukas mengatakan dirinya optimis momentum Pilpres tak akan berpengaruh banyak pada pertumbuhan industri properti. Apalagi tak ada aksi-aksi dari kegiatan kampanye yang menyebabkan adanya kegiatan turun ke jalan.
BISNIS.COM | DIAS PRASONGKO