TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan perlambatan ekonomi global tidak mempengaruhi kunjungan turis asing yang datang ke Indonesia. Dia justru yakin, jumlah wisatawan ke Indonesia akan meningkat.
Baca juga: Andalkan Borobudur, Jateng Bidik Kunjungan 1,2 Juta Wisatawan
"Sampai hari ini kami belum lihat ada indikasi ke sana. Kami sudah ada langkah-langkah antisipasi. Kami malah melihat mungkin jumlah turis akan bertambah," kata Luhut saat ditanya soal pengaruh perlambatan ekonomi global terhadap kunjungan wisman ke Indonesia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 18 Maret 2019.
Luhut menilai, saat ini semakin banyak orang yang ingin berlibur. Dia juga melihat kelas menengah di dunia juga meningkat. "Indonesia sendiri demikian," ujar dia.
Hal itu Luhut utarakan usai Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia yang mengangkat tema Strategi Akselerasi Pencapaian Target Devisa Pariwisata di Gedung BI. Seperti diketahui, Dana Moneter Internasional atau IMF telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini dari 3,7 persen menjadi 3,5 persen.
Di lokasi yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pemerintah dan BI sepakat menargetkan penerimaan devisa pariwisata mencapai US$17,6 juta pada tahun ini.
"Untuk wisatanya, 20 juta kunjungan wisman, wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, untuk mencapai jumlah itu, tadi dibahas sejumlah strategi," kata Perry.
Luhut juga mengatakan digitalisasi akan lebih ditingkatkan untuk dorong pariwisata. "Digitalisasi akan lebih ditingkatkan. Target 20 juta wisman bukan hal mustahil, angka konservatif, US$17,6 miliar saya kira optimis," ujar dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga optimistis target tersebut bisa tercapai. Dengan begitu, kata dia, pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar.