TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dihujani banyak pertanyaan soal harga tiket pesawat dari anggota komisi V DPR dalam rapat kerja hari ini.
Baca: Menhub Sebut Pelabuhan Sibolga Terbesar di Barat Sumatera
Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Demokrat, Jhoni Allen Marbun, misalnya. Ia mengkritik tarif batas atas dan batas bawah tiket pesawat yang berlaku pada tahun ini.
Jhoni mengatakan pihaknya tidak memperoleh informasi yang jelas ihwal tarif yang diberlakukan oleh Kementerian. "Kami tidak tahu sampai sekarang berapa batas bawah khususnya nilai tiket pesawat itu sebenarnya," kata Jhoni dalam rapat kerja bersama Menteri Perhubungan di Komisi V DPR, Senayan, Senin, 18 Maret 2019.
Aturan terkait tarif batas bawah yang diberlakukan Kementerian Perhubungan, menurut Jhoni, tidak efektif. Imbasnya, tarif batas bawah yang terkesan terlalu tinggi, bahkan untuk masa low season, kerap membuat tingkat keterisian penumpang pesawat tidak maksimal.
Menurut Jhony, dari pengalaman kunjungan-kunjungan kerja yang ia lakukan di beberapa bandara, pihak maskapai menyatakan pada hari-hari biasa tingkat ketirisian penumpang hanya 30-40 persen untuk rute-rute tertentu. Hal itu menyebabkan maskapai kerap membatalkan penerbangan.
Jhony lalu mencontohkan, pesawat maskapai Citilink ke Semarang dari Jakarta yang ia tumpangi beberapa waktu lalu terpaksa batal. Pembatalan ini, kata dia, terjadi lantaran pihak pihak maskapai menyatakan jumlah penumpang kurang.
Saat itu, harga tarif pesawat ekonomi dari Jakarta ke Semarang Rp 800 ribu per penumpang. Pengalaman yang sama ia rasakan kala berencana mengudara ke Bandara Sisingamangaraja. Ia mengatakan tarif terendah saat itu Rp 1,3 juta pada hari biasa. Penerbangan pun batal karena tingkat keterisian penumpang minim.
"Saya tahu bahwa tiket pesawat adalah supply demand, tapi kalau harga tiket di atas Rp 1,5, keterisian penumpang hanya 30-40 persen penumpang," ujarnya.
Anggota DPR lainnya, Sigit Sosiantomo, menduga ada kartel dari maskapai yang mempengaruhi harga tiket pesawat. "Kami duga, pesawat ini ada yang sengaja mengerek harga," kata politikus dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera tersebut.
Baca: Jumlah Penumpang Pesawat Turun, Menhub Sebut Karena 2 Faktor Ini
Sampai berita ini ditulis, Menteri Budi Karya yang didampingi oleh Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti belum diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan sejumlah anggota DPR tersebut.