TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Danis H. Sumadilaga memperkirakan kerugian ekonomi akibat banjir dan longsor yang terjadi di beberapa daerah, mencapai triliunan rupiah. Berbagai bencana banjir dan longsor yang terjadi di Madiun, Yogyakarta, dan Sentani diyakini merusak sejumlah infrastruktur di sana.
"Kerugian ekonomi banyak, triliunan. Infrastruktur yang rusak jalan, jembatan, rumah, fasilitas sosial, dan fasilitas umum," kata Danis saat dihubungi, Senin, 18 Maret 2019.
Danis mengatakan, Kementerian PUPR saat ini masih melakukan identifikasi dan evaluasi guna mengetahui detail pasti kerugian ekonomi di wilayah itu. Dia mengatakan, data lebih lanjut mengenai dampak banjir dan longsor, akan disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Sebelumnya BNPB mencatat setidaknya hingga Ahad, 17 Maret 2019 sekitar pukul 15.00 WIB, 58 orang tewas akibat banjir bandang yang menerjang kota Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua.
Adapun korban luka-luka sebanyak 74 orang dan sudah dirujuk ke PKM Sentani, RS Bhayangkari, dan RS Yowari. Sementara 4.150 warga mengungsi ke enam titik yakni Komplek Gajah Mada, Rumah Bupati Jayapura, Bintang Timur, HIS Sentani, Kantor Bupati Jayapura, dan Doyo.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban diintensifkan untuk mencari korban. Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan belum semua daerah terdampak dijangkau karena tertutup pohon, batu, lumpur dan material banjir bandang.
Sementara untuk banjir dan longsor di Daerah Istimewa Yogyakarta, BNPB mencatat sebanyak 5.046 warga terdampak. Para korban bermalam di lebih dari 23 titik pos evakuasi di Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Bantul. "Ada dua korban meninggal dunia akibat longsor dan tiga lainnya masih dalam pencarian," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Senin.
ANDITA RAHMAH | ANTARA