TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pendidikan Weilin Han menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi guru di Indonesia saat ini yang minim pendampingan secara psikologis. Weilin berpendapat, problem tersebut seharusnya menjadi isu sentral yang dibahas calon wakil presiden dalam debat cawapres yang akan dihelat pada lusa, Ahad, 17 Maret 2019.
Baca: Debat Cawapres, BPJS Watch Minta Ma'ruf-Sandi Fokus Soal JKN
“Saya merekomendasikan kepada cawapres untuk membahas masalah pendampingan guru karena ini berkaitan dengan memanusiakan guru,” ujar Weilin saat dihubungi, Jumat, 15 Maret 2019.
Weilin menilai, permasalahan seputar guru selama ini masih menjadi isu sekunder yang kerap dilenakan pengambil kebijakan, baik eksekutif maupun legislatif. Menurut dia, hingga hari ini, guru hanya dituntut melaksanakan kebijakan, namun minim diberi pendampingan.
Adapun pendampingan untuk para guru, kata Weilin, saat ini hanya diberikan oleh kepala sekolah. Padahal, menurut dia, kepala sekolah seharusnya berfokus pada tugas pengambilan kebijakan atau hal-hal yang erat kaitannya dengan regulasi. Weilin khawatir banyak guru merasa stres, namun tidak memiliki ruang untuk menyampaikan keluh-kesahnya.
Karena itu, ia memandang perlunya ada layanan pendampingan psikologis dan konseling khusus guru. Weilin mengimbuhkan, bila ditilik dari tugasnya, guru sejatinya sangat membutuhkan layanan ini.
Sebab, mereka dapat mengkonsultasikan masalah secara leluasa tatkala menghadapi tekanan kebijakan terhadap kurikulum atau persoalan anak didik. “Misalnya murid punya guru BK, guru juga harus punya fasilitas yang sama,” ucapnya.
Weilin menyebut, guru-guru di negara maju telah memperoleh fasilitas layanan tersebut. Di negara-negara bagian Amerika Serikat, misalnya, pemerintah telah bekerja sama dengan asosiasi pendidikan untuk memberikan pendampingan secara intensif kepada guru.
Selain soal layanan konseling, Weilin berpendapat, cawapres perlu mendebatkan persoalan kurikulum. Ia memandang, selama ini kurikulum yang diterapkan di Indonesia terkesan terburu-buru sehingga implementasinya kurang optimal.
Weilin juga menilai saat ini pemerintah minim mengevaluasi kurikulum yang sudah berjalan sehingga tidak tercapai tujuan yang diinginkan. “Ketika mau menyiapkan kurikulum baru, tanyakan ke kabinet, memangnya sudah ada evaluasi benar mengenai kurikulum yang sebelumnya?” ucapnya.
Baca: Debat Cawapres, Kedua Calon Diprediksi Beda Fokus Soal Kesehatan
Dalam debat cawapres putaran ketiga nanti, Ma’ruf Amin dan Sandiaga Unobakal membahas isu-isu yang menyangkut persoalan ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, sosial, dan budaya. Debat yang digelar lusa itu merupakan bagian dari rangkaian lima tahap debat pilpres. Tak seperti dua kali debat sebelumnya, debat ketiga ini hanya akan menghadirkan cawapres dari kedua pasangan calon.