TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan menghentikan inspeksi terhadap tujuh pesawat Boeing 737 Max 8 hari ini, Kamis, 14 Maret 2019. Inspeksi itu dihentikan menyusul adanya surat pemberitahuan larangan terbang atau continuous airworthiness notification to the international community (CANIC) dari otoritas penerbangan Amerika Serikat atau Federal Aviation Administration (FAA).
Baca juga: Garuda Pastikan Pemesanan 49 Pesawat Boeing 737 Max 8 Batal
"Kami tidak melanjutkan inspeksi. Untuk apa dilanjutkan? Kan tidak boleh terbang," ujar Direktur DKPPU Capt Avirianto saat dihubungi Tempo pada Kamis petang, 14 Maret 2019.
Avirianto menyatakan, saat ini telah ada empat pesawat yang kadung diinspeksi. Satu pesawat Boeing 737 Max 8 merupakan milik operator maskapai pelat merah Garuda Indonesia dan tiga lainnya milik perusahaan penerbangan Lion Air.
Menurut Avirianto, sejak dilakukan inspeksi pada 12 Maret lalu, DKPPU telah mengecek kondisi pesawat secara teknis. Inspeksi itu meliputi pengecekan angle of attack atau AOA dan airspeed altitude.
Setelah lolos inspeksi teknis, sedianya, keempat pesawat itu akan melalui tahap terakhir, yakni pengecekan operasional.
Dalam yang disebut flight operation itu, DKPPU akan memeriksa kembali data pilot-pilot yang menerbangkan Boeing 737 Max 8 hingga training.
Adapun pesawat-pesawat Boeing 737 Max 8 ini seluruhnya berjumlah 11. Satu pesawat milik Garuda Indonesia dan sepuluh lainnya merupakan kepunyaan Lion Air. Avi menyatakan 11 pesawat itu saat ini dikandangkan di sejumlah hanggar pesawat. Di antaranya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Ngurah Rai Bali,
Bandar Udara Internasional Hasanuddin Makassar, dan satu sisanya berada di Bandara Sam Ratulangi Manado.
Menurut Avirianto, saat ini Boeing tengah merencanakan modifikasi untuk pesawat-pesawat Boeing jenis terbarunya. Ia memungkinkan, dalam rangkaian modifikasi itu, perusahaan Boeing Co akan me-recall Boeing 737 seri Max, termasuk Boeing 737 Max 8. "Boeing akan komunikasi langsung dengan operator mengenai program modifikasi," ucap Avirianto.