TEMPO.CO, Palembang — Pertamina Refinery Unit III mencatat produksi minyak dari Kilang Plaju Palembang mencapai 36,3 juta barel per tahun pada 2018. Artinya, terjadi kenaikan produksi minyak sebesar 103,4 persen dibanding produksi tahun sebelumnya yang hanya sebesar 35,2 juta barel.
Baca: Rini Soemarno Minta Pertamina Tunda Terbitkan Obligasi
General Manager PT Pertamina (Persero) RU III Plaju, Yosua I. M Nababan, mengatakan capaian kinerja produksi tersebut didukung oleh optimasi inovasi rekayasa recovery waste oil, yakni metode upgrading unvaluable produk menjadi valuable product .
“Patut disyukuri, di tengah kondisi minyak dunia yang penuh ketidakpastian (VUCA) , RU III mampu meningkatkan produksi dibandingkan tahun 2017,” kata Yosua di Palembang, Kamis 14 Maret 2019.
Meski realisasi produksi 2018 melebihi targe, Pertamina RU III memasang target produksi tahun ini lebih rendah, yakni sebanyak 36,23 juta barel.
Yosua menjelaskan, rekayasa recovery waste oil yang menjadi andalan pihaknya merupakan salah satu program terobosan dalam menjaga ketahanan pasokan BBM area Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel). Inovasi ini diklaim mampu memberikan peningkatan margin RU III senilai Rp128,3 miliar per tahun.
Peningkatan itu, kata Yosua, tidak hanya terjadi pada produksi minyak. Kilang petrochemical RU III yang memproduksi biji plastik juga merealisasikan produksi di atas target. “Produksinya sebanyak 45.200 ton per tahun setara dengan 102 persen on target 2018,” kata dia.
Yosua menambahkan, Kilang Plaju telah menjadi pilot project Green Refinery, yakni pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan. “Uji coba skema co-processing dengan injeksi RBDPO secara bertahap 2,5 - 7,5 persen, yang mampu meningkatkan produksi minyak ramah lingkungan dengan oktan hingga 91,3,” kata dia.