TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi—disingkat KNKT—telah menawarkan awak untuk membantu Ethiopian Airlines dan otoritas Ethiopia guna menginvestigasi penyebab kecelakaan pesawat Boeing 737 Max 8 dengan nomor registrasi ET 302. Ketua Sub-divisi Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan tawaran tersebut disampaikan hanya berselang beberapa saat setelah pesawat nahas Ethiopian Airlines jatuh di Addis Ababa, Ahad, 10 Maret 2019.
BACA: Pesan 49 Unit Boeing 737 Max 8, Garuda Tunggu Hasil Investigasi
Kendati telah bersurat, Nurcahyo mengatakan pihaknya belum memperoleh respons dari otoritas penerbangan Ethiopia. “Kita menawarkan ke Ethiopia, tapi belum dijawab dari sana,” ujar Nurcahyo saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jalan MH Thamrin, Rabu petang, 13 Maret 2019.
Nurcahyo mengatakan, awak KNKT yang ditunjuk untuk membantu investigasi kecelakaan pesawat tersebut pun belum diberangkatkan. KNKT baru bakal menerbangkan timnya setelah mereka memperoleh surat balasan dari Ethiopia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan Indonesia percaya diri menawarkan bantuan lantaran negara sudah berpengalaman soal kecelakaan pesawat jenis Boeing 737 Max 8. Pada Oktober lalu, pesawat Lion Air jenis yang sama, yang teregistrasi dengan nomor penerbangan PK LQP atau JT 610, nahas jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Pesawat yang mengangkut 188 penumpang dan kru pesawat itu diduga jatuh menghunjam. Seluruh penumpang pun dipastikan tak ada yang selamat.
Setelah kejadian kecelakaan pesawat, Polana mengatakan KNKT dan perusahaan maskapai Indonesia mengevaluasi operasional pesawat baru ini. “Ini bisa menjadi bahan evaluasi maskapai di dunia yang menggunakan Boeing 737 Max 8 juga,” katanya saat ditemui di tempat yang sama.