Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan mengunjungi pameran mebel dan kerajinan tangan, Indonesia Internasional Furniture Expo (Ifex) 2019, di Jakarta International Expo Kemayoran, hari ini Rabu, 13 Maret 2019. "Hari ini insya Allah kalau tidak ada aral melintang, Bapak Presiden mengunjungi dan melihat-lihat booth," kata Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto.
Baca juga: KLHK Yakin Ekspor Produk Kayu Tembus USD 12 Miliar di 2018
Soenoto menjelaskan, pameran Ifex 2019 ini merupakan yang keenam kalinya diselenggarakan. Tahun ini, Ifex diikuti sekitar 500 eksibitor dan berlangsung selama empat hari, dari 11-14 Maret 2019. Soenoto menargetkan nilai transaksi ekspor mencapai US$300 juta dalam empat hari.
Selain mendampingi Jokowi melihat-lihat pameran, Soenoto mengatakan juga akan menyampaikan sejumlah keluhan perihal hambatan yang dialami para pengusaha mebel dan kerajinan tangan. Misalnya, regulasi yang terlalu banyak dan kekurangan bahan baku.
Soenoto mencontohkan, Cirebon merupakan pusat kerajinan rotan. Tapi masyarakat Cirebon berteriak kekurangan bahan baku karena banyak bahan baku rotan diselundupkan. "Pemerintah harus membendung penyelundupan rotan. Aneh toh. Ironis," katanya.
Selain itu, untuk dapat bersaing dengan negara lain, Soenoto juga akan mengusulkan kepada Jokowi agar memberlakukan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) untuk bagian hulu. "Kalau mau bersaing tidak boleh ada belenggu. SVLK, kami bukan tidak setuju, tapi berlakukan di hulu, jangan hilir. Karena hilir ini user. Silakan verifikasi legalitasnya. Tapi di hulu," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Umum HIMKI, Abdul Sobur mengatakan target ekspor furnitur atau mebel pada tahun ini sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp 28,6 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS).
"Nilai US$ 2 miliar itu juga nyaris tercapai beberapa tahun yang lalu, tapi ada beberapa perusahaan kita yang hengkang keluar yang jadi anggota HIMKI," kata Sobur saat ditemui di Jiexpo Kemayoran Jakarta, Senin, 11 Maret 2019.
Abdul menjelaskan, hengkangnya pengusaha yang jadi bagian HIMKI itu, karena waktu itu di Jawa Timur UMR naik tinggi. Sedangkan, pada untuk ekspor kerajinan tahun ini ditargetkan US$ 900 juta. "Sebenarnya kalau sampai US$ 3 miliar itu luar biasa," ujar dia.
MUHAMMAD HENDARTYO