TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah di pasar spot pada pagi hari ini dibuka menguat 22 poin atau 0,15 persen ke level Rp 14.245 per dolar AS. Penguatan nilai tukar rupiah kemudian sedikit menipis jadi 17 poin atau 0,12 persen ke level Rp14.250 per dolar AS pada pukul 08.08 WIB.
Baca: Cadangan Devisa Naik, Rupiah Tetap Melemah
Rupiah menguat setelah pada akhir perdagangan Selasa kemarin ditutup di zona hijau dengan penguatan 24 poin atau 0,17 persen ke level Rp 14.267 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang dolar terhadap enam mata uang utama lainnya, terpantau menguat 0,05 persen atau 0,053 poin ke level 96,988 pada pukul 07.59 WIB.
Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka rebound dengan penguatan 0,09 persen atau 0,083 poin di posisi 97,018, setelah pada akhir perdagangan Selasa kemarin, indeks dolar ditutup melemah 0,29 persen atau 0,280 poin ke level 96,935.
Meski begitu, Analis Binaartha Sekuritas memprediksi pergerakan rupiah terhadap dolar AS masih cenderung terdepresiasi untuk hari ini. Pasalnya, sentimen negatif akan dipengaruhi dari faktor eksternal dimana voting parlemen Inggris terhadap Kesepakatan Brexit beserta protokol tambahan diperkirakan akan "ditolak".
Jika hal tersebut terjadi, maka Inggris akan keluar dengan Uni Eropa tanpa perjanjian. Adapun Inggris menurut jadwal akan keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret 2019. "Selain itu, data inflasi AS yang diprediksikan menguat akan memberikan katalis positif bagi dolar AS," seperti dikutip dari hasil analisis Binaartha Sekuritas, Rabu, 13 Maret 2019.
Baca: BI: Rupiah Dapat Terjaga dengan Tingkatkan Sektor Wisata
Secara teknikal, terlihat pola white opening bozu candle pada USDIDR Daily chart yang mengindikasikan adanya potensi penguatan bagi dolar AS terhadap rupiah. Adapun khusus untuk range USDIDR hari Rabu adalah: 14.175 - 14.350.
BISNIS