TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid, menyebut ada masalah tata kelola yang buruk di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan selama ini. “Prabowo-Sandi akan menyelesaikan ini,” kata Gamal dalam diskusi di daerah Pulo Gadung, Jakarta Timur, Sabtu, 9 Maret 2019.
Baca: Prabowo Sebut Defisit BPJS Kesehatan Rp 20 T Masalah Kecil
Gamal lebih dulu menyoroti defisit BPJS Kesehatan yang terus membengkak. Defisit yang semula Rp3,3 triliun pada 2014 menjadi Rp9,8 triliun pada 2017. Masalah defisit ini, kata Gamal, menyebabkan terjadi chaos di industri kesehatan. BPJS telat membayar ke rumah sakit, rumah sakit telah membayar ke dokter dan perusahaan obat.
Tempo mencoba merangkum sejumlah kebijakan Prabowo yang disampaikan oleh anggota BPN dalam berbagai kesempatan.
- Menambah Iuran Pemerintah
Salah satu cara yang akan ditempuh Prabowo adalah menambah iuran pemerintah untuk peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) yang jumlahnya 96 juta orang atau 44 persen dari total 218 juta peserta BPJS. PBI merupakan kelompok masyarakat miskin dan kurang mampu yang iurannya dibiayai pemerintah. Tapi, belum jelas apakah Prabowo bakal ikut menaikkan iuran peserta non-PBI yang berkisar dari Rp 25 ribu hingga Rp 80 ribu.
- Menambah Anggaran Kesehatan
Cara lain yang akan ditempuh adalah menaikkan dana kesehatan. Saat ini, pemerintah mengalokasikan 5 persen dari APBN. Menurut Gamal, Prabowo pasti akan menaikkan anggaran ini, walau belum ada angka pasti. Kemungkinan lain, yaitu mencari anggaran di pos kementerian lain untuk BPJS Kesehatan agar tidak mengganggu anggaran Kementerian Kesehatan yang juga sudah kurang.
- Mengurangi Jumlah Orang Sakit
Salah satu masalah di BPJS Kesehatan adalah biaya klaim yang melebihi iuran. Untuk itu, Prabowo juga bakal menekan jumlah masyarakat yang sakit lewat sejumlah upaya pencegahan. Salah satu yang diusung adalah menerapkan sugar tax alias pajak gula.
- Perbaikan Data Peserta
Selain menambah iuran pemerintah untuk PBI, Prabowo juga bakal memperbaiki data peserta PBI agar BPJS Kesehatan tidak salah sasaran. Kemungkinan adanya data peserta yang ganda akan dihilangkan sehingga anggaran menjadi lebih efisien. “Akan dilakukan pembaruan data secara berkala,” kata anggota BPN lain yaitu Sumarjati Arjoso dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Januari 2019.