Walau pengemudi ojek online sudah diminta untuk tidak mangkal di depan stasiun atau perkantoran, titik kemacetan akibat kebiasaan ini tetap terjadi. Salah satunya di Jalan Palmerah Timur, di depan Stasiun Palmerah. Di sana, beberapa pengemudi ojek online mangkal di pinggir jalan di bawah jembatan turun dan naik ke stasiun. Kondisi ini menyumbang kemacetan di jalan tersebut ketika pagi dan sore hari.
Dalam berbagai pertemuan dengan pihak operator ojek online, kata Ahmad, persoalan ini sebenarnya telah pernah disampaikan oleh Kementerian Perhubungan. Tapi Ahmad menilai sejauh ini belum ada perkembangan yang berarti untuk mengatasi masalah ini. "Sepertinya belum digubris," kata dia.
Walau demikian, saat ditanyakan apakah akan ada instruksi khusus dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat kepada Pemda dan operator ojek online, Ahmad menjawab belum akan ada rencana itu. Tapi Ahmad memastikan bahwa kementerian terus melakukan pembicaraan dengan semua pengelola transportasi di Indonesia agar integrasi antar moda itu bisa terus terwujud, termasuk dengan Go-Jek yang juga berniat menjadi feeder alias pengumpan dari transportasi massal yang ada.
BACA: GoJek dan Astra Bikin Perusahaan Patungan Demi Kembangkan Go-Car
Saat dikonfirmasi mengenai masalah ini, salah satu operator yaitu Go-Jek Indonesia rupanya masih melakukan pembicaraan dengan PT KAI perihal penyediaan shelter dan petunjuk lokasi penjemputan penumpang untuk para mitra pengemudi mereka. "Melalui proses ini, Go-Jek ingin memastikan masyarakat mendapat kenyamanan saat harus berpindah moda transportasi," kata Vice President Corporate Affairs Go-Jek Indonesia, Michael Say dalam keterangannya kepada Tempo di Jakarta, Kamis, 7 Maret 2019.