TEMPO.CO, Jakarta – PT Angkasa Pura II (Persero) mengungkapkan alasan pihaknya belum mengambil alih pengelolaan Bandara Internasional Raden Inten II dari Kementerian Perhubungan. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan saat ini mereka masih menunggu verifikasi aset barang milik negara oleh Kementerian Keuangan.
BACA: Jokowi Resmikan Bandara Radin Inten II Lampung
“Setelah verifikasi aset, tahapan berikutnya ketemu nilai asetnya,” ujar Awaluddin saat ditemui di Bandara Radin Inten II Lampung, Kamis petang, 7 Maret 2019. Selain Kementerian Keuangan, verifikasi juga dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, tim aset Barang Milik Negara (BMN), dan AP II.
Bila langkah verifikasi tersebut kelar, pihak-pihak terkait akan menentukan rumus bagi hasil. Awaluddin mengatakan sedianya verifikasi aset ditargetkan selesai pada triwulan I tahun ini. Namun, karena kendala teknis, waktu penyelesaian proses verifikasi disinyalir akan mundur.
Penyerahan pengelolaan bandara melalui kerja sama pemanfaatan (KSP) diprediksi baru akan diteken Kementerian Perhubungan dan AP II pada Mei 2019. Adapun KSP Bandara Radin Inten II ini dirancang memiliki jangka waktu 30 tahun.
BACA: Cantiknya Bandara Lampung Seperti Terminal 3 Ultimate
Selama itu, AP II menawarkan jaminan tambahan aset belanja modal. Jaminan belanja modal yang ditargetkan AP II untuk Bandara Radin Inten Lampung selama 30 tahun lebih-kurang Rp 500 miliar.
Setelah pengelolaan diambil alih, AP II akan menawarkan janji membenahi infrastruktur bandara. Di antaranya menambah panjang lintasan, overlay, apron, dan taxiway. “Kalau gedung terminal sepertinya tidak karena masih baru dan bagus. Jadi penambahan fasilitas saja,” ucap Awaluddin.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan proses KSP Bandara Internasional Raden Inten II akan dilakukan dalam waktu dekat. “Kami tunggu evaluasi aset dari Kementerian Keuangan,” ucap Budi Karya.
Bandara Internasional Radin Inten II akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat pagi, 8 Maret 2019. Saat ini, bandara yang berjarak 28 kilometer dari Kota Bandar Lampung itu memiliki panjang lintasan 3.000 x 45 meter. Sedangkan luas bangunan terminal tercatat 9.650 meter persegi.
Menurut data Kementerian Perhubungan, bandara tersebut memiliki 31 jadwal penerbangan reguler tiap hari. Ada pula satu rute pesawat perintis, yakni Susi Air. Dengan kondisi demikian, Budi Karya menargetkan, Bandara Radin Inten II tumbuh signifikan dalam 2 tahun.
“Saat ini pergerakan penumpang 3,7 juta per tahun,” ucapnya. Ia memperkirakan pertumbuhan pergerakan penumpang di bandara ini akan tumbuh rata-rata 10 persen.