TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi ojek online, Go-Jek Indonesia, terus mencari solusi bersama sejumlah pihak perihal kemacetan yang disebabkan oleh driver alias pengemudi mereka di beberapa titik di pinggir jalan. Kemacetan timbul karena pengemudi Go-Jek mangkal di pintu-pintu stasiun atau pusat keramaian ketika menunggu penumpang, sehingga memakan sebagian bahu jalan.
BACA: GoJek dan Astra Bikin Perusahaan Patungan Demi Kembangkan Go-Car
Sejak November 2018, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono menilai kondisi pintu masuk dan keluar stasiun Kereta Commuter Line Jabodetabek saat ini sangat berantakan karena ojek online yang bergerombol. Dia pun meminta operator aplikasi ojek online segera berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia atau KAI terkait masalah ini.
BACA:Go-Jek Minta Aturan Ojek Online Kemenhub Tak Merugikan Siapapun
Sementara, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah meminta kepada para pengemudi ojek onlina yang sering mangkal di kawasan Sudirman-Thamrin dan kawasan perkantoran lainnya untuk menghilangkan kebiasaan itu. "Pemilik usaha ojek online juga mulai pikirkan tempat untuk transit dan penjemputan. Kalau mangkal seperti ini terus akan menimbulkan masalah," ujar Anies di Jakarta, Minggu, 22 Juli 2018.
Walau demikian, titik kemacetan akibat kebiasaan mangkal dari pengemudi ojek online ini tetap terjadi. Salah satunya di Jalan Palmerah Timur, di depan Stasiun Palmerah. Di sana, beberapa pengemudi ojek online mangkal di pinggir jalan di bawah jembatan turun dan naik ke stasiun. Kondisi ini menyumbang kemacetan di jalan tersebut ketika pagi dan sore hari.
Menurut Alvita, upaya mengurangi kemacetan tersebut, adalah tugas Go-Jek bersama sejumlah instansi terkait. "Itu tugas bersama soalnya, dan kita selalu giat berkoordinasi dengan yang bisa sama-sama menyelesaikan masalah ini," katanya. Salahsatunya, kata dia, Go-Jek telah terus berkoordinasi dengan PT KAI. Sebab, kata Alvita, Go-Jek ke depan memang diarahkan akan menjadi feeder alias pengumpan dari transportasi publik yang ada di Indonesia.
Upaya yang saat ini telah dilakukan Go-Jek adalah mendirikan beberapa lokasi transit atau shelter di beberapa tempat keramaian. "Bagi Go-Jek, kenyamanan dan kemudahan pelanggan dalam menggunakan layanan merupakan hal yang terus kami jaga. Di tempat-tempat keramaian Go-Jek sudah memiliki shelter dan pick up points untuk mitra-mitra kami bertemu dengan pelanggan," jelasnya.
"Saat ini kami sudah memiliki beberapa shelter yang tersebar di beberapa kota utama di Indonesia dan kami akan terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait agar layanan transportasi Go-Jek dapat menjadi angkutan pengumpan (feeder) bagi transportasi publik."
CATATAN KOREKSI: Beberapa bagian dari berita ini dikoreksi pada Ahad 10 Maret 2019 untuk meningkatkan akurasinya, sesuai permintaan narasumber berita ini.