TEMPO.CO, Jakarta - Co-Founder and CEO Grab Anthony Tan mengatakan perusahaannya belum memiliki rencana untuk melakukan initial public offering atau IPO di pasar modal Indonesia. Kendati begitu, Anthony mengatakan selalu terbuka pilihan bagi Grab untuk melakukan IPO di Indonesia.
Baca: Grab Dapat Suntikan Dana Rp 20,4 Triliun
"IPO selalu ada opsi, kami eksplor lagi strategi itu. Tapi, belum dalam waktu dekat," kata Anthony kepada media di Gedung Lippo, Jakarta Selatan, Rabu 6 Maret 2019.
Anthoy mengatakan saat ini telah banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi kepada Grab. Banyak perusahaan bahkan mengaku melakukan cek langsung kepada pelanggan terutama di Indonesia. Ia menegaskan, dirinya tetap membutuhkan investor dan tak bisa berjalan sendiri, namun, rencana melakukan IPO belum akan dilakukan oleh Grab.
Selain itu, Anthony juga mengumumkan bahwa Grab telah mendapatkan pendanaan seri H senilai US$ 1,46 miliar dari Softbank Vision Fund (SVF). Angka ini setara dengan pendanaan senilai Rp 20,4 triliun dengan kurs sebesar Rp 14.000 per dolar AS.
Anthony mengatakan dengan suntikan dana dari Softbank total pendanaan seri H dari investor sebelumnya telah mencapai angka US$ 4,5 miliar. Ia mengatakan suntikan dana ini akan digunakan untuk menghadirkan lebih banyak lagi layanan dan aksesibilitas untuk para pengguna.
Indonesia direncanakan menjadi negara yang secara khusus, akan mendapat sebagian besar dari dana investasi ini. "Kenapa? Karena Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar bagi Grab," kata Anthony.
Baca: Gojek dan Grab Perang Tarif, Siapa Dirugikan?
Pendanaan ini, menurut Anthony, diharapkan bisa mempercepat perluasan layanan GrabFood dan GrabExpress. Selain juga, investasi itu akan digunakan untuk menjalankan bisnis layanan baru Grab lainnya di Indonesia.