TEMPO.CO, Jakarta - Co-Founder and CEO Grab Anthony Tan mengatakan akan menggunakan suntikan dana dari Softbanks yang sebesar Rp20,4 triliun untuk lebih mengembangkan GrabFood dan GrabExpress. Indonesia, direncanakan menjadi negara yang secara khusus akan mendapat sebagian besar dari dana investasi ini.
Baca: Aturan Baru Grab Singapura, Batalkan Pesanan Didenda Rp 41 Ribu
Anthony memaparkan, suntikan dana ini akan digunakan untuk menghadirkan lebih banyak lagi layanan dan aksesibilitas untuk para pengguna, terutama di Indonesia. "Kenapa? Karena Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar bagi Grab," kata dia kepada media di Gedung Lippo, Jakarta Selatan, Rabu 6 Maret 2019..
Pendanaan ini selain untuk mempercepat perluasan layanan GrabFood dan GrabExpress juga akan digunakan untuk menjalankan bisnis layanan baru di Indonesia. Saat ini, GrabFood telah beroperasi di 178 kota di Indonesia dari hanya 13 kota pada tahun sebelumnya. Adapun, volume pengiriman hampir tumbuh 10 kali lipat pada 2018.
President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menambahkan sepanjang 2018 pendapatan Grab bisa berkembang hingga dua kali lipat. Peningkatan pendapatan yang pesat ini terjadi sejak Grab mengakuisisi Uber di Asia Tenggara.
"Saat ini layanan transportasi on demand Grab menguasai 60 persen pangsa pasar roda dua dan menguasai 70 persen pangsa pasar roda empat," kata Ridzki dalam acara yang sama.
Hari ini Grab mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri H senilai US$ 1,46 miliar dari Softbank Vision Fund (SVF). Angka ini setara dengan pendanaan senilai Rp 20,4 triliun dengan kurs sebesar Rp14.000 per dolar AS.
BACA:Gojek dan Grab Perang Tarif, Siapa Dirugikan?
Adapun pada akhir Februari 2019 lalu, Grab mengumumkan telah menjadi perusahaan start up dengan level decacorn pertama di Asia Tenggara. Adapun, level decacorn merupakan salah satu level pada perusahaan start up yang memiliki valuasi senilai US$ 10 miliar.
Investasi dari Softbank ini menjadi tambahan pendanaan seri H bagi Grab setelah sebelumnya datang dari Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital dan Yamaha Motor telah lebih dulu menanamkan modalnya.