TEMPO.CO, Jakarta - Perum Jamkrindo berhasil mencatatkan kinerja positif pada 2018 dengan meraih laba sebelum pajak Rp 508,3 miliar dan volume penjaminan Rp 174,74 triliun.
Baca juga: Porsi Penjaminan KUR Jamkrindo Naik Jadi 50 Persen pada 2019
"Untuk laporan keuangan di 2018, Alhamdulillah kita sudah bisa tutup dengan baik," ujar Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 5 Maret 2019.
Capaian tersebut melampaui target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018, dengan target volume penjaminan Rp 156,6 triliun dan laba sebelum pajak Rp 343 miliar.
Dia menjelaskan total aset mengalami pertumbuhan dari Rp 14,67 triliun pada 2017 menjadi Rp 16,24 triliun di 2018, kemudian pertumbuhan ekuitas juga tumbuh dari Rp 11,12 triliun pada 2017 menjadi Rp 11,29 triliun triliun di 2018.
"Pendapatan investasi tumbuh dari Rp 601,6 miliar pada 2017 menjadi Rp 684,1 miliar pada 2018, kemudian pendapatan lain-lain yang mayoritas kita dapat dari penagihan subrogasi tumbuh dari Rp 328,7 miliar pada tahun sebelumnya menjaid Rp 511 miliar pada 2018," kata Randi Anto.
Pada 2019, Perum Jamkrindo menargetkan volume penjaminan sebesar Rp 182,36 triliun atau naik 16,5 persen dari RKAP tahun 2018 sebesar Rp156,6 triliun. “Kami optimistis bisa mencapai target volume penjaminan tersebut,” ujar Randi Anto.
Dia juga menambahkan bahwa untuk tahun 2019 Perum Jamkrindo berupaya menjaga keberlanjutan bisnis dengan berfokus meningkatkan pertumbuhan dalam rangka mengoptimalkan kapasitas secara efektif dan efisien.
Untuk mencapai target tersebut, berbagai strategi disiapkan Jamkrindo mulai dari penguatan kompetensi sumber daya manusia, otomasi proses bisnis dengan meningkatkan kekuatan sistem manajemen operasional yang optimal, melakukan pengembangan produk yang memiliki nilai tambah, memperkuat penetrasi pasar dengan berbagai inovasi dan juga inisiatif sinergi dengan berbagai mitra bisnis perusahaan.
ANTARA