TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) membidik komoditas lain bisa segera diperdagangkan dan diekspor lewat Pusat Logistik Berikat (PLB). Anak usaha ICDX, PT ICDX Logistik Berikat (ILB) saat ini tengah membidik komoditi nikel untuk bisa diperdagangkan lewat PLB.
Baca: Permudah Izin Ekspor Komoditas, Pemerintah Revisi Aturan Berikut
"Setelah timah, kami harapkan bisa nikel yang kami ekspor," kata Direktur Utama ILB Petrus Tjandra di Kantor ICDX, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin 5 Maret 2019.
Sebelumnya, ICDX telah meluncurkan kontrak fisik timah murni batangan (ex-warehouse) melalui fasilitas Pusat Logistik Berikat. Dengan adanya fasilitas PLB maka, penyerahan ekspor timah yang sebelumnya dilakukan di atas kapal kini sudah beralih ke gudang PLB.
Fasilitas PLB khusus ekspor ini merupakan pertama di Indonesia baik untuk komoditas kontrak ekspor maupun fasilitas ekspor yang ada. Adapun fasilitas PLB ini baru ada di Provinsi Bangka Belitung yang mana area ini merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.
Petrus melanjutkan, komoditas nikel tengah dibidik lantaran saat ini harganya masih di bawah harga pasar atau harga patokan minimum (HPM). Padahal, Indonesia merupakan salah satu penghasil nikel terbesar. Karena itu dibutuhkan peran fasilitas perdagangan seperti PLB supaya harganya bisa meningkat.
Seperti timah, komoditas nikel saat ini harganya berpatokan pada bursa London Metal Exchange (LME). Akibatnya, nikel produksi Indonesia seringkali harga jauh dibawah harga patokan minimum.
Karena itu, Petrus menuturkan saat ini ILB telah berdiskusi dengan asosiasi penambang nikel mengenai harga yang tepat untuk diperdagangkan. "Sehingga, harga yang ada bisa sesuai," kata dia.
Baca: Jokowi Sebut Elektabilitasnya Turun Terpengaruh Harga Komoditas
Selain timah dan nikel, Petrus berharap komoditas-komoditas utama Indonesia bisa diperdagangkan lewat fasilitas PLB. Misalnya batu bara, kakao dan karet. Sebab Indonesia banyak memproduksi komoditas ini.