TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 akan berada di kisaran 5 - 5,4 persen, dan titik tengahnya ada di 5,2 persen. "Perkiraan kami pertumbuhan ekonomi adalah 5,2 persen, sehingga optimisme kami akan terus naik," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Senin 4 Maret 2019.
Baca juga: Konsumsi Rumah Tangga Jadi Andalan Pertumbuhan Ekonomi 2018
Baca Juga:
Hal itu Perry sampaikan dalam "Bank Indonesia’s Strategy to Strengthen and Grow Indonesia’s Economy” di Hotel Dharmawangsa yang dihadiri sekitar 100 Chief Executive Officer (CEO) dan pimpinan perusahaan-perusahaan publik nasional. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini akan berkisar 5,15%, atau lebih rendah dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 yang sebesar 5,4 persen.
Perry melihat konsumsi saat ini masih cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dari 5,05 persen, karena di Semester I konsumsi rumah tangga terpengaruh oleh Pemilu. "Investasi juga akan lebih tinggi, dari ekspornya juga bisa lebih tinggi, tapi impornya tidak setinggi tahun lalu," kata dia.
Baca: Prabowo Ungkit Lagi Kebocoran Anggaran Rp 1.000 Triliun
Gubernur BI meyakini, jika kebijakan-kebijakan terus berkelanjutan, maka perekonomian Indonesia akan bisa tumbuh menuju 6 persen. "Hasilnya akan kelihatan. Masalah efisiensi, masalah produktifitas. Makanya industri logistik distribusi itu akan jadi opportunity, karena konektivitas sudah bagus," ujar Perry.
Pada 2020 mendatang, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melaju lebih pesat lagi karena dampak dari pembangunan infrastruktur yang sudah mulai terasa. Juga, kata dia, karena dampak dari kebijkan-kebijakan di bidang investasi yang dilakukan pemerintah, BI, dan pihak-pihak yang terkait dalam hampir lima tahun belakangan ini.
HENDARTYO HANGGI