TEMPO.CO, Jakarta - Staf khusus bidang ekonomi Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Ahmad Erani Yustika pemerintah telah menyiapkan tiga strategi untuk menjaga laju inflasi tahun ini. Dengan strategi ini, pemerintah diharapkan bisa mencapai target-target pembangunan ekonomi dan sosial lebih cepat dan terasa.
Baca: Tarif Ojek Online Naik, Ekonom: Inflasi Bisa 4,5 Persen Lebih
Erani mengatakan ada tiga strategi yang telah disusun pemerintah untuk bisa mengendalikan inflasi tahun ini. "Pertama adalah menjaga keterbukaan ekonomi nasional dari gejolak harga komoditas dunia, terutama minyak," kata Erani dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 Maret 2019.
Sebelumnya pada Badan Pusat Statistik atau BPS juga telah mengumumkan bahwa pada sepanpang Februari 2019 telah terjadi deflasi sebesar 0,08 persen. Dengan adanya deflasi ini, membuat angka inflasi secara tahun kaleder atau year to date menjadi 0,24 persen. Sedangkan angka inflasi tahunan berada pada angka 2,57 persen. Deflasi yang terjadi paling besar disumbangkan oleh kelompok pangan dan juga energi.
Erani melanjutkan, kemudian yang kedua pemerintah juga akan menerapkan strategi untuk memperkuat pemetaan ketersediaan komoditas pangan di daerah. Diharapkan dengan adanya kebijakan ini, antar daerah yang surplus dan defisit mengenai komoditas bisa saling melegkapi.
Sedangkan yang ketiga, pemerintah juga menyiapkan strategi untuk memperkuat peranan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Peranan tim ini terutama akan diperkuat khususnya di daerah-daerah 3T yakni, tertinggal, terdepan, dan terluar.
Erani juga mengatakan deflasi atau penurunan harga umum berkontribusi signifikan bagi ekonomi nasional. Dalam hal ini berpotensi mempercepat penurunan kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Sebab, ada beberapa komoditas penting dalam mementukan tingkat kemiskinan seperti beras, daging dan telur ayam, gula pasir hingga bawang merah.
"Penurunan harga juga membantu meningkatkan porsi pengeluaran penduduk 40 persen terbawah. Dengan demikian, ketimpangan pendapatan dapat diturunkan," kata Erani.
Baca: BI Jelaskan Penyebab Inflasi Inti per Februari 2019 Melambat
Selain itu, penurunan harga juga memacu realisasi investasi lewat penurunan suku bunga di sektor pembiayaan. Salah satu pertimbangan investor dalam berinvestasi adalah biaya akses ke sektor keuangan, yang tercermin dari suku bunga. Dengan perkembangan ini ruang untuk menurunkan tingkat suku bunga menjadi cukup lebar.
Simak berita terkait inflasi lainnya di Tempo.co.