TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memproyeksikan sektor ekonomi digital akan menjadi sumber kekuatan baru untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Strategi untuk terus memburu investor agar menanamkan modalnya di sektor startup pun disiapkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan salah satu fokus yang tengah dikebut adalah pembangunan infrastruktur internet, yaitu Palapa Ring di bara, tengah dan timur Indonesia.
Simak: Sri Mulyani Sebut Ancaman Startup Sebelum Jadi Unicorn, Apa Saja?
“Kami ingin fasilitasnya lebih lengkap, ada level of playing field yang sama besarnya,” ujarnya, di Jakarta, Rabu 27 Februari 2019. Kementerian Komunikasi dan Informatika sebelumnya menyampaikan, pembangunan proyek kabel fiber optik Palapa Ring tinggal menyisakan kawasan timur Indonesia, dan ditargetkan selesai pada pertengahan tahun ini.
Sri Mulyani pun mendorong pengusaha domestik untuk tak ragu mengembangkan kreativitas dan inovasinya di tengah peluang ekonomi digital yang semakin besar. Terlebih, kesuksesan sejumlah startup lokal seperti Go-Jek, Tokopedia, BukaLapak, dan Traveloka telah terbukti setelah mencatatkan valuasi lebih dari Rp 1 triliun dalam waktu singkat, hingga menyandang status unicorn. “Pengusaha harus memikirkan ini, sehingga bisnis yang dulunya tidak mungkin bisa menjadi mungkin, mereka mulai dari yang kecil dan ternyata kalaiu di-scale up bisa jadi miliaran dan triliunan,” ucapnya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong pun mengungkapkan pentingnya dampak investasi di sektor ekonomi digital untuk menopang pertumbuhan investasi langsung asing (FDI) yang tengah menurun beberapa tahun terakhir. “Sektor startup digital dan e-commerce menjadi penyelamat FDI bersama dengan sektor pembangunan smelter,” katanya.
BKPM mencatat rata-rata total FDI setiap tahunnya berkisar antara US$ 9 -12 miliar, yang mana seabnyak 15 – 20 persen dari jumlah tersebut masuk ke perusahaan startup digital dan e-commerce. “Perkiraan kami nilainya sekitar US$ 2-2,5 miliar.” Namun, menurut Thomas investasi ini masih berpeluang untuk terus digenjot. Dia pun mengingatkan persaingan perebutan investor sektor ekonomi digital dengan negara-negara lain di kawasan ASEAN. “Negara tetangga saingan kita mulai melek, mereka mulai all out habis-habisan mendorong startup mereka untuk bisa berlomba menarik modal yang sama,” ujarnya.
Thomas berujar hal ini bisa menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi digital domestik. Sehingga, dia mengatakan pemerintah tak boleh kecolongan untuk terus membangun iklim investasi yang kondusif agar investor betah menanamkan modalnya. “Kita harus bersikap sangat kooperatif dengan membuat regulasi yang kondusif dan pendekatan yang bersahabat, karena kalau tidak negara tetangga sudah siap ambil kesempatan itu.”
Pelaku ekonomi digital pun tak ingin menyia-nyiakan peluang yang ada di depan mata. Perusahaan unicorn maupun startup gencar melakukan ekspansi dan jor-joran mengembangkan layanannya di tahun ini.