TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan mendorong penggunaan karet sebagai bahan baku pada industri di sektor transportasi. Hal itu guna meningkatkan serapan karet dalam negeri.
BACA: Harga Karet Turun, Indonesia dan Dua Negara Ini Kurangi Ekspor
“Kami akan bahas satu-persatu produk-produk karet yang dapat digunakan dalam sektor perhubungan. Contohnya seperti perlengkapan jalan, pembatas jalan, penggunaan pada aspal dan sebagainya. Kita dorong semuanya,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangan tertulis, Selasa, 26 Februari 2019.
Hal itu dia sampaikan usai menghadiri rapat di Kementerian Bidang Perekonomian terkait Kebijakan Serapan Karet Dalam Negeri.
Budi Karya juga mengatakan produk-produk serapan karet tersebut harus diproduksi oleh pabrik-pabrik di dalam negeri. Tujuannya untuk mendorong industri di Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
“Jadi produk-produk yang berhubungan dengan karet seyogyanya, dinisiasi dan dibuat pabrik-pabrik di Indonesia. Contoh yang paling besar adalah membuat ban dan vulkanisir itu dilakukan di Indonesia," ujarnya.
Karena selama ini impor. Menurutnya hal tersebut termasuk pemasarannya harus dikoordinasikan dengan Kementerian Perindustrian.
BACA: Tiga Jurus Darmin Nasution Atasi Harga Karet Yang Anjlok
Pada kesempatan yang sama Direktur Jendral Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, produksi karet ini dapat digunakan untuk pembuatan alat-alat fasilitas keselamatan lalu lintas. Seperti misalnya traffic cone, water barrier, roller barrier, hingga speed bump.
Lebih lanjut Budi Setiyadi berharap pemerintah siap menyerap 2.000 ton karet untuk dijadikan bahan campuran pembuatan aspal. Penggunaan aspal karet tersebut akan dilakukan di beberapa daerah yang merupakan penghasil karet terbesar antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Mengingat saat ini, harga jual karet alam tengah menurun, diharapkan kebijakan penggunaan aspal karet ini dapat mendongkrak harga karet yang kian terpuruk.
"Kebijakan ini akan mengangkat harga karet, terutama di beberapa sentra karet di Indonesia seperti Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Karena sekarang harga karet agak turun. Nah, kita harapkan ada terbentuk satu harga untuk masyarakat," kata Budi Setiyadi.