TEMPO.CO, Palembang - Kebijakan tiket terusan yang mengintegrasikan LRT Palembang dengan dua moda transportasi massal lainnya yakni Bus Damri dan Bus Trans Musi diharapkan dapat mendongkrak jumlah penumpang kereta dalam kota tersebut.
Baca juga: Prabowo Kritik LRT Palembang, Menhub: Singapura Butuh 20 Tahun
Manager Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia Aida Suryanti di Palembang, Senin, 25 Februari 2019, mengatakan adanya tiket terusan ini membuat penumpang lebih diuntungkan karena satu tiket tapi dapat memanfaatkan untuk melanjutkan perjalanan ke moda transportasi lainnya. "Harapannya, masyarakat mau beralih ke moda transportasi umum," kata Aida.
Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang, Perum Damri, PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) dan Dinas Perhubungan Sumatera Selatan, resmi menerapkan tiket terusan/integrasi angkutan LRT pada Minggu kemarin.
Terdapat tiga kategori tarif pada tiket integrasi ini, yakni umum, mahasiswa, dan pelajar. Khusus untuk mahasiswa dan pelajar ditetapkan tarif yang lebih murah dibandingkan kategori umum karena pemerintah ingin membudayakan penggunaan transportasi umum ke kalangan milenial.
Untuk tarif integrasi LRT-Damri, penumpang umum Rp 10 ribu, mahasiswa dan pelajar sebesar Rp 7.000.
Tarif LRT-Trans Musi untuk kategori umum dan mahasiswa Rp 7.000, pelajar hanya sebesar Rp 5.000.
Sementara, jika penumpang menggunakan Damri-LRT-Trans Musi, besaran tarif yang harus dibayar untuk penumpang umum dan mahasiswa Rp 12 ribu, pelajar Rp 10 ribu.
Ia mengatakan untuk memaksimalkan program ini, bus Damri akan berhenti di Stasiun DJKA setiap 10 menit, dan untuk Trans Musi akan berhenti di setiap Stasiun LRT.
Sedangkan untuk LRT Palembang, tiket integrasi berlaku untuk rute Stasiun DJKA sampai Stasiun Asrama Haji dan sebaliknya. "Untuk pembelian tiketnya pun sangat mudah, karena dilayani di setiap loket di Stasiun LRT, Halte Transmusi, dan loket Damri," kata dia.
ANTARA