TEMPO.CO, Jakarta- Pemerintah Indonesia melalui Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di San Francisco menjaring peluang investasi ekonomi digital dan pembangunan The 10 New Bali dalam acara Indonesia - San Francisco Business Forum 2019. Acara ini diikuti oleh puluhan perusahaan modal ventura, teknologi informasi, chamber of commerce.
Simak: Modal Rp 500 Ribu, Begini Benny Fajarai Tekuni Ekonomi Digital
"Business forum ini diselenggarakan untuk semakin mendekatkan Indonesia ke kalangan bisnis dan masyarakat di California Utara," ujar Acting Konsul Jenderal Indonesia di San Francisco, Hanggiro Setiabudi dalam keterangan tertulis KJRI San Francisco, Jumat 21 Februari 2019.
Hanggiro menuturkan forum bisnis ini khusus mengundang investor di kawasan California Utara untuk berinvestasi di bidang-bidang yang potensial bagi investor internasional. Tujuannya untuk menjelaskan perkembangan ekonomi Indonesia terkini, khususnya bidang ekomomi digital dan pengembangan destinasi pariwisata.
Menurut Pejabat Promosi Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) New York Rahardjo Siswohartono, di tahun 2018, ekonomi digital Indonesia terbesar dan tumbuh paling pesat di Asia Tenggara, dengan nilai USD 27 miliar.
Google dan Temasek, kata dia, memperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia akan berkembang menjadi US$ 100 miliar dalam 10 tahun.
Rahardjo mengatakan potensi ini turut didukung oleh pemerintah melalui paket ekonomi ke-14 yaitu mempermudah dan memperluas akses pendanaan tech startups, insentif pajak, perlindungan konsumen, serta pendidikan SDM.
Rahardjo pun mengundang para investor untuk hadir dalam Regional Investment Forum (RIF) di Banten, 11 Maret mendatang. "Agar bertemu langsung dengan pemangku kebijakan di sektor digital ekonomi, penjajagan kerjasama dengan puluhan pengembang tech startups dan proyek-proyek pariwisata," ujarnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia New York yang juga hadir dalam forum itu menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan diprediksi masih stabil, didukung oleh konsumsi domestik yang kuat serta defisit neraca perdagangan yang cenderung menurun. Selain itu, kata dia inflasi juga masih terjaga.
Executive Director Global SF, Darlene Chiu Bryant menilai Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Selain itu, Indonesia dan Amerika Serikat, khususnya wilayah San Francisco, juga memiliki kesamaan yakni gerbang (gateaway) menuju Pasifik.
“Indonesia adalah negara yang besar dan kaya akan sumber mineral dan minyak bumi. Kami melihat industri yang berkembang antara lain industri makanan, pertanian, garmen, manufaktur, dan pariwisata,' ujarnya.