TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan indeks pergerakan harga akan berbalik menjadi deflasi pada Februari 2019 yakni sebesar 0,07 persen secara bulanan (month to month/mtm) karena terutama dipicu penurunan beberapa harga komoditas pangan dan bahan bakar minyak nonsubsidi.
Baca juga: Harga Bahan Makanan dan Tiket Pesawat Sumbang Deflasi September
"Sebagaimana kita ketahui, bulan Januari inflasi 0,32 persen, bulan ini kita bakalan deflasi 0,07 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat, 22 Februari 2019.
Menurut Perry, perkiraan tersebut muncul berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan 46 kantor perwakilan BI hingga pekan ketiga Februari 2019.
Jika perkiraan Bank Sentral tepat, maka pada bulan kedua tahun ini, inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) akan berkisar di 2,58 persen atau mendekati batas bawah sasaran target inflasi 2,5-4,5 persen (yoy).
Pada Januari 2019, menurut perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi rata-rata kenaikan harga dengan inflasi 0,32 persen (mtm).
Beberapa komoditas yang dominan memberi sumbangan inflasi di bulan pertama 2019 adalah ikan segar dengan inflasi 0,06 persen, beras 0,04 persen, tomat 0,03 persen, dan bawang merah 0,02 persen.
Adapun beberapa komoditas pangan penyumbang deflasi pada Februari, ujar Perry, adalah cabai merah yang deflasi 0,07 persen, bawang merah 0,06 persen, telur ayam ras 0,05 persen, dan cabai rawit 0,02 persen.
Penurunan harga komoditas pangan tersebut ditambah penyesuaian harga BBM nonsubsidi seperti jenis Pertamax pada 10 Februari 2019 dengan variasi penurunan hingga Rp 800 per liter disebut sebagai penyebab deflasi Februari. "Dengan demikian, ini mengonfirmasi bahwa inflasi akhir tahun ini insya Allah kita perkirakan akan lebih rendah dari 3,5 persen," kata dia.
ANTARA