TEMPO.CO, Jakarta - Grab Indonesia membenarkan pembahasan terkait perkembangan teknologi mobil listrik di Indonesia dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan beberapa waktu lalu.
Baca juga: Luhut Pandjaitan: Grab dan SoftBank Siap Investasi Mobil Listrik
Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 22 Februari 2019, menuturkan pertemuan yang berlangsung di Kantor Menko Luhut di Jakarta, Selasa (19/2) itu juga membahas mengenai kemajuan program percobaan mobil listrik (Electric Vehicles/EV) yang dilakukan di Singapura.
"Kami ingin bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di berbagai negara dengan harapan agar program dan kebijakan yang dibuat dapat mendukung masuknya teknologi mobil listrik sebagai salah satu pilihan transportasi masyarakat," katanya.
Ridzki menambahkan, Grab akan meningkatkan investasi di Indonesia tahun ini, meski tidak menyebut rinciannya.
"Terkait dengan investasi di Indonesia, kami memang akan meningkatkan jumlah investasi di Indonesia di tahun ini dan kami sangat menyambut baik dialog yang positif dengan Bapak Menteri Luhut," ujar Ridzki.
Sebelumnya, Luhut menyebut Hyundai dan Grab akan melakukan investasi besar di bidang mobil listrik. Dalam kegiatan "Afternoon Tea" bersama wartawan di Jakarta, Rabu lalu, Luhut mengatakan telah menerima kunjungan dari kedua pimpinan perusahaan itu yang menyampaikan minat mereka untuk menanamkan modal.
"Jadi Grab kemarin datang. Mereka mau investasi di Indonesia. Grab bawa miliaran dolar AS untuk mobil listrik di Indonesia," katanya.
Ada pun Hyundai, sebelumnya pernah diceritakan Luhut, telah menyampaikan minat untuk berinvestasi senilai 1 miliar dolar AS untuk pengembangan mobil listrik.
Meski belum bisa memastikan kapan investasi kedua perusahaan itu akan terealisasi, Luhut mengatakan keduanya mengaku sangat bersemangat untuk bisa segera masuk ke Tanah Air.
"Yang saya (anggap) lucu, Anthony Tan (CEO Grab) ini dia tidak peduli dengan Pilpres. Dia bilang, 'Saya percaya dengan pemerintah ini'. Mereka ingin cepat-cepat," kata Luhut Pandjaitan.
ANTARA